"Pasokan energi yang aman dan akses energi yang terjangkau akan membantu pemulihan ekonomi global. Indonesia berkomitmen untuk berkolaborasi secara global menuju sistem energi yang lebih bersih," ujarnya di acara The G20 Workshop on Carbon Circular Economy (CCE) Guide yang digelar secara daring, beberapa waktu lalu.
Pertemuan ini adalah pertemuan perdana (kickoff meeting) untuk Energy Focus Group (EFG) yang telah dicetuskan saat pertemuan the Extraordinary Energy Ministerial Meeting pada 10 April 2020 lalu, membahas sharing upaya-upaya yang dilakukan negara-negara anggota dalam rangka menstabilkan pasar energi yang melemah karena pandemi.
Penurunan harga minyak mentah, lanjut Yudo, merupakan disinsentif yang jelas untuk menemukan sumber energi baru dan menghambat investasi dalam rangkaian energy value chain. "Sehingga, ini penting untuk mengembangkan proyek energi baru terbarukan," tambahnya.
Dipimpin oleh Awwad Alharthi yang merupakan Co-chair of the Energy Sustainablity Working Group, acara ini diikuti oleh negara-negara anggota G20 diantaranya Jepang, Kanada, Jerman, Norwegia, Uni Eropa (EU), Inggris, Saudi Arabia, Singapura, India, Indonesia, Turki, China, dan beberapa organisasi internasional antara lain International Energy Agency (IEA), International Energy Forum (IEF) dan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020