Tamu yang menginap pun rata-rata berasal dari wilayah di sekitar DIY. Bahkan banyak dari dalam DIY
Yogyakarta (ANTARA) - Okupansi hotel di Kota Yogyakarta perlahan-lahan mulai mengalami kenaikan terutama saat akhir pekan, meskipun jumlah tamu pada hari lainnya masih tergolong cukup rendah.
“Pada akhir pekan, mulai Jumat, Sabtu, dan Minggu, okupansi hotel bintang bisa mencapai 35 persen, terutama untuk sektor tengah. Ini terjadi pada akhir pekan lalu,” kata Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Dedy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Kamis.
Sedangkan untuk hotel nonbintang, okupansi pada akhir pekan masih cukup rendah yaitu lima hingga 10 persen.
Menurut Deddy, pengelola hotel kemudian menempuh berbagai upaya untuk menaikkan okupansi kamar, salah satunya memberikan harga promo pada akhir pekan, sehingga harga kamar pada akhir pekan justru lebih rendah dibanding hari lainnya.
“Kami sedang mencoba mengetes animo pasar pada masa sekarang ini. Meskipun okupansi belum membaik, tetapi kami mencoba untuk terus mem-branding bahwa ada hotel yang sudah mulai beroperasi kembali,” katanya.
Baca juga: Okupansi hotel di Yogyakarta merosot tajam
PHRI DIY, lanjut dia, memahami jika okupansi hotel belum membaik karena banyak layanan transportasi umum yang belum beroperasi secara penuh, seperti kereta api dan pesawat terbang.
“Tamu yang menginap pun rata-rata berasal dari wilayah di sekitar DIY. Bahkan banyak dari dalam DIY. Mungkin masyarakat ingin menghilangkan kejenuhan setelah beberapa waktu beraktivitas dari rumah,” katanya.
Jika Pemerintah DIY memperpanjang masa tanggap darurat COVID-19, ia mengusulkan agar masih ada objek wisata yang bisa dibuka kembali. Masa tanggap darurat COVID-19 di DIY akan berakhir pada 30 Juni.“Kami berharap ada dukungan dari pemerintah karena banyak pelaku usaha hotel dan restoran yang sudah 'pingsan' atau bahkan hampir mati. Kami ingin kegiatan ekonomi tetap berjalan seiring dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Baca juga: Paket isolasi, tak mampu dongkrak okupansi hotel yang jatuh
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020