Jakarta (ANTARA) - Pandemi virus corona yang melanda dunia berdampak pada berbagai lini, termasuk bisnis fesyen yang juga terkena imbas.
Seperti yang dialami oleh Livehaf, salah satu merek fesyen lokal yang merasakan masa sulit akibat pandemi. Sejumlah adaptasi pun harus dilakukan oleh Livehaf agar dapat bertahan dan tetap eksis di masa sulit saat ini.
"Livehaf tetap sustain di kondisi sekarang karena menyediakan barang yang harganya cukup terjangkau, dan kami beradaptasi dengan masuk ke marketplace," kata Arif Hidayat selaku Founder dan CEO Livehaf dalam siaran persnya, Kamis.
Arif yang memulai bisnisnya sejak 2015 itu memfokuskan seluruh waktunya untuk mengembangkan usahanya tersebut. Dia mengatakan awalnya hanya fokus menjual produk melalui Instagram untuk menjangkau konsumen.
Selain itu, dia mengungkapkan adaptasi lain yang akan dilakukan adalah dengan membuat tempat produksi sendiri untuk menekan ongkos produksi yang jauh lebih rendah.
"Di new normal yang tidak menentu ini, kami akan membuat tempat produksi sendiri agar bisa menekan harga produksi. Harapannya, harga bisa lebih terjangkau karena di kondisi ekonomi yang tidak menentu," ujarnya.
Arif mengatakan bahwa kini Livehaf telah mengembangkan produknya hingga tas dan sepatu. Bahkan ke depannya juga akan melebarkan pangsa pasar ke pakaian wanita.
"Saya berharap merek fashion Indonesia bisa menjadi nomor satu di dunia mengalahkan merek ternama, karena sebagian besar merek ternama di luar negeri tersebut juga banyak diproduksi di Indonesia," imbuhnya.
Baca juga: Pelindung diri dan bergaya, desainer China buat masker berbahan sutra
Baca juga: "Designers Give Back", cara desainer dukung tenaga medis saat COVID-19
Baca juga: Pomelo turut lawan corona bersama industri fesyen
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020