Bekasi (ANTARA News) - Herman Oeteng, ayah kandung Fajar Firdaus alias Fajri warga Perumahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar), menepis keterkaitan putra pertamanya dengan jaringan teroris.
"Yang jelas putra saya tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan Teroris," kata Oeteng, kepada ANTARA saat tiba di rumahnya dari Mabes Polri, Jumat dini hari.
Menurut Herman, Fajar hingga pukul 00.00 WIB masih menjalani pemeriksaan di Mabes Polri usai peristiwa penangkapan oleh Densus 88 pada Jumat siang di rumahnya jalan Mahoni 3 RT6 RW16, Perumahan Margahayu, Bekasi Timur.
Herman yang tiba di rumah seorang diri enggan mengungkapkan keberadaan keluarga serta kondisi terakhir Fajar dalam proses pemeriksaan oleh pihak Kepolisian.
"Saya lelah, `no comment` besok saja, sekarang saya mau tidur dulu," katanya sambil berlalu menutup pintu rumahnya.
Sementara itu, Cecep (35) warga setempat mengatakan, ayah kandung Fajar merupakan sosok yang ramah dan gemar melakukan kegiatan sosial bagi masyarakat.
"Pak Oeteng berprofesi sebagai pegawai bagian bedah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sedangkan istrinya Ny. Museni, berprofesi sebagai seorang guru. Pak Oeteng dikenal sangat baik dan sering melakukan kegiatan sunat gratis kepada anak-anak di wilayah kami," katanya.
Selain itu, Oeteng juga pernah sekali menjabat sebagai Ketua RT setempat sejak mereka tinggal pada tahun 1980.
"Adik kandung Fajar, yang bernama Faisal, Fadli dan Vini juga aktif di komunitas remaja masjid kami. Mereka rajin beribadah. Namun Fajar jarang terlihat karena tinggal bersama anak dan istrinya di Ciputat," kata Cecep.
Hingga Jumat dini hari, rumah Fajar masih mendapatkan pengawasan 10 anggota Kepolisian Resor Metropolitan (Polresmetro) Bekasi dan sejumlah Intel berpakaian preman yang berjaga-jaga sejak sore di sepanjang jalan Mahoni 3.
"Kami ditempatkan di sini hingga kondisi dinyatakan aman," kata salah satu petugas kepolisian yang enggan disebutkan identitasnya. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009