Bekasi (ANTARA News) - Warga Perumahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat (Jabar), terkejut dengan peristiwa penangkapan Fajar Firdaus alias Fajri yang diduga terkait jaringan teroris.
Warga setempat mengetahui kabar Fajar ditangkap di rumahnya yang beralamat di Perumahan Margahayu jalan Mahoni 3, RT 6 RW16, saat melihat pemberitaan di sejumlah media.
Ketua RT6 RW16, H. Makmuri, kepada ANTARA, di Bekasi, Jumat, menuturkan, warga tidak menyangka bila Fajar terkait dengan jaringan teroris yang digrebek tim Densus 88, Jumat siang.
"Yang saya tahu, Fajar baru saja selesai wisuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada tahun ini. Ia sempat bekerja di bagian Tata Usaha (TU) Sekolah Islam Al-Azhar, Perumahan Kemang Pratama, Kecamatan Pekayon, namun dikeluarkan karena jarang masuk," katanya.
Makmuri juga mengatakan dirinya mendengar kabar bahwa manajemen sekolah sering didatangi Intel Kepolisian sehingga resah dan terpaksa mengeluarkan Fajar dari pekerjaannya.
Menurut Makmuri, dia sempat curiga dengan adanya dua orang berpakaian preman bersepeda motor yang mengikuti Fajri usai Shalat Jumat pada pertemuan terakhirnya sekitar pukul 12.30 WIB.
"Sepertinya mereka adalah polisi yang berboncengan menggunakan sepeda motor menggunakan jaket berwana coklat dan celana jeans," katanya.
Makmuri menambahkan, Fajar telah menikah dan memiliki dua anak yang masih balita, masing-masing bernama Mohammad Endriansyah (7) dan Anisa (5). "Fajar tinggal bersama istrinya di Ciputat, dan jarang datang ke rumah," katanya.
Fajar yang merupakan putra pertama dari pasangan Herman Oeteng, seorang pegawai bagian bedah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Ny. Museni, yang berprofesi sebagai seorang guru, memiliki tiga orang adik, masing-masing bernama Fadli, Faizal, dan Vini.
"Faizal masih menempuh pendidikan di Pesantren, sementara Fadli dan Vini kuliah. Mereka tinggal di Perumahan Margahayu sejak tahun 1980," katanya.
Pantauan ANTARA di lokasi, Fajar bersama keluarga menempati rumah tipe 21. Pada bagian teras rumahnya nampak sebuah sepeda motor jenis Honda Supra X warna merah bernomor polisi B 6939 KIH yang diparkir.
Selain itu, pada tembok rumahnya nampak sejumlah setiker partai politik dan beragam hiasan dinding berupa tulisan arab. Sejak peristiwa penangkapan, rumah Fajar nampak kosong.
"Keluarga Fajar tidak nampak di rumah sejak sore tadi. Bahkan kendaraan jenis Toyota Kijang Super miliknya tidak nampak di garasi," ujar salah satu tetangga, Cecep Subandi (53). (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009