Sydney (ANTARA News) - Walaupun hujan mengguyur kota Sydney, Jumat malam, dua ratusan orang warga Indonesia datang menyaksikan pemutaran film perang "Merah Putih" yang mengisahkan perjuangan heroik pemuda Indonesia melawan agresi Belanda tahun 1947 di gedung Sinema Chauvel, Paddington.
Film karya Sutradara Yadi Sugandi ini tidak hanya menarik perhatian kalangan remaja dan pemuda Indonesia yang sedang bersekolah maupun bekerja di kota metropolitan terbesar di Australia itu tetapi juga Konsul Jenderal RI di Sydney, Sudaryomo Hartosudarmo, dan istri.
Dalam pemutaran film yang diselenggarakan pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) ranting Universitas Sydney itu, beberapa orang yang terlibat langsung dalam proses pembuatan film trilogi ini juga ikut berbaur dengan para penonton. Di antaranya adalah Produser Eksekutif, Rob Allyn, dan Penulis, Conor Allyn.
Kepada koresponden ANTARA yang menemuinya sebelum pemutaran film yang pertama kali dirilis pada 13 Agustus 2009 ini, Ketua PPIA Universitas Sydney, Calista Louise Suaini, mengatakan, pihaknya ingin ikut memompa dan menumbuhkan nasionalisme warga Indonesia, terutama anak-anak muda, di kota ini.
"Kita ingin memompa semangat cinta Tanah Air dalam diri kita lewat kegiatan pemutaran film Merah Putih ini menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda 2009," kata mahasiswi program sarjana bidang pemasaran dan akuntansi Universitas Sydney ini.
Salah seorang penonton, Andrew, mengatakan pemutaran film "Merah Putih" ini sangat positif karena kembali mengingatkan dirinya dan komunitas muda Indonesia pada makna perjuangan dan persatuan.
Film bergenre sejarah yang disajikan dengan rasa Hollywood ini tidak hanya mengisahkan perjuangan heroik Amir, Thomas, Dayan, dan Marius, empat kadet hasil didikan sebuah lembaga pendidikan militer Indonesia di Jawa Tengah tahun 1947, tetapi juga menghadirkan dinamika kehidupan religius masing-masing mereka.
Di tengah upaya mereka berjuang melawan aksi agresi tentara Belanda, para penonton dapat menyaksikan bagaimana para pemuda pejuang yang berasal dari kelas sosial dan latarbelakang pendidikan yang berbeda ini senantiasa menjalankan ibadah agamanya dalam suasana yang penuh toleransi.
Sebelum hadir di Sydney, film yang dibintangi Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Zumi Zola, Teuku Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, Rudy Wowor, dan Astri Nurdin ini juga telah diputar di depan komunitas Indonesia di kota Perth, Australia Barat pada 2 - 3 Oktober lalu.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
kita harus menjaga tali silahturahmi dengan saudara kita ...
harus lebih berhati\'\' dalam menyikapi adu domba dari kaum kafir lagi muafik.
allahu akbar