“Kami tidak berpikir untuk diri sendiri, akan dijelaskan direksi Bank BUMN bahwa dipastikan apa yang kita lakukan selama ini selalu memastikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di pedesaan, perkotaan menjadi hal yang harus dipastikan agar bergulir kembali atau direlaksasi,” kata Erick dalam telekonferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.
Erick menegaskan BUMN adalah sepertiga dari pergerakan ekonomi nasional. Selaku pengendali BUMN, ia mengapresiasi kepercayaan pemerintah pusat untuk menempatkan dana program PEN sebesar Rp30 triliun di bank-bank BUMN guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.
Dalam program pemulihan ekonomi nasional, korporasi atau dunia usaha juga menjadi target pemerintah agar mendapat relaksasi. Namun terdapat dua syarat yang harus dipenuhi korporasi.
“Korporasi juga pasti itu menjadi bagian penting asalkan sesuai dengan catatan Presiden Joko Widodo, satu mempunyai rekam jejak baik di perbankan dan kedua merupakan industri padat karya,” ujar Erick.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Rabu ini mengumumkan pemerintah akan menempatkan Rp30 triliun di bank-bank BUMN.
Sri Mulyani Indrawati menjelaskan tujuan penempatan dana tersebut adalah untuk mendorong sektor riil sehingga dapat mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional. Kebijakan ini akan dievaluasi setiap tiga bulan.
Jika kebijakan ini efektif, bukan tidak mungkin, pemerintah akan meningkatkan penempatan dana PEN di Bank Umum.
“Presiden meminta kami untuk melakukan berbagai persiapan apabila ini betul-betul bisa mendorong, kita bisa meningkatkan dana yang ditempatkan di bank umum terutama bank umum yang sehat yang memiliki kemampuan mendorong sektor riil,” ujar dia.
Strategi penempatan dana ini terbilang berhasil bila dalam tiga bulan ke depan, bank mampu menyalurkan kredit setidaknya tiga kali lipat dari dana pemerintah yang ditempatkan di bank tersebut. Sektor UMKM dan subisidi bunga akan menjadi prioritas dalam program ini.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020