"Mas Menteri (Mendikbud Nadiem Makarim) selalu menekankan kesehatan dan keselamatan tidak boleh dikompromikan sama sekali, karena itu mahal sekali. Namun bukan berarti pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi tidak berjalan. Kita tidak boleh kalah dengan COVID-19 dan mengupayakan agar semua pembelajaran berlangsung aman bagi kesehatan kita semua," ujar Nizam dalam telekonferensi di Jakarta, Rabu.
Pembelajaran daring sudah dilakukan selama tiga bulan terakhir akibat pandemi COVID-19. Dari hasil survei yang dilakukan oleh Kemendikbud, lanjut Nizam, sebanyak 70 persen responden mengatakan bahwa pembelajaran daring selama pandemi berjalan cukup baik. Hanya 30 persen responden yang mengatakan bahwa pembelajaran tersebut kurang maksimal.
Baca juga: Kemendikbud: Perlu percepat adopsi teknologi pembelajaran
Kendala yang dihadapi pada pembelajaran daring yakni stabilitas jaringan, pemanfaatan teknologi belum optimal, kompetensi digital dosen masih rendah, dan bertambahnya beban biaya pembelajaran.
"Pemanfaatan teknologi juga belum optimal. Banyak perguruan tinggi yang belum siap dan penguasaan dosennya akan teknologi masih terbatas," jelas dia.
Nizam memahami bahwa banyak kekurangan pada pembelajaran daring selama tiga bulan terakhir, disebabkan minimnya persiapan untuk pembelajaran daring.
Untuk tahun akademik baru atau semester gasal, masih menerapkan pembelajaran daring. Melihat kondisi tersebut, Kemendikbud melakukan sejumlah perbaikan. Mulai dari pelatihan dosen, peningkatan jangkauan jaringan internet, stabilitas jaringan internet, dan penggunaan platform telekonferensi buatan anak negeri.
"Kami koordinasi dengan Menkominfo dan beliau menugaskan dua Dirjennya untuk mendukung pembelajaran selama masa pandemi ini," kata Nizam.
Baca juga: Kemendikbud: Yang terpenting dari kurikulum adalah keteladanan
Kemendikbud memberikan pelatihan pembelajaran daring untuk dosen dengan target 300.000 dosen. Kemendikbud juga memperkuat Sistem Pembelajaran Daring (SPADA). Kampus-kampus didorong untuk saling berbagi konten pembelajaran.
"Setidaknya 3.000 modul bertambah. Kemudian untuk pengelolaan pembelajaran atau LMS juga kita siapkan bersama. Kita berikan akses ke layanan pendidikan seperti SPADA, Universitas Terbuka, Rumah Belajar, dan lainnya," jelas Nizam.
Dalam kesempatan itu, Nizam menegaskan bahwa kegiatan seperti penelitian untuk skripsi atau tesis yang tidak bisa dikerjakan secara daring dapat dilakukan di kampus. Dengan catatan hanya bisa dilakukan di laboratorium, bengkel, studio. Dengan catatan tidak boleh berkerumun di dalam kelas.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, mengatakan untuk pendidikan vokasi tidak semuanya bisa dilakukan secara daring, karena untuk pendidikan vokasi lebih banyak muatan praktiknya dibandingkan teori.
"Kami harap kampus memulai semester baru, dengan mata kuliah teori terlebih dahulu. Baru kemudian praktik. Apabila praktik tersebut tidak bisa daring, masih memungkinkan untuk datang ke studio untuk melakukan pembelajaran dengan catatan harus menerapkan protokol kesehatan," kata Wikan.
Wikan meminta agar pengelola pendidikan tinggi vokasi untuk membuat peraturan detail mengenai protokol kesehatan di kampus. Nantinya aturan itu dikoordinasikan dengan aturan yang sudah ditetapkan Kemendikbud.
Kemendikbud juga telah membuat panduan penyelenggaraan pembelajaran semester gasal 2020/2021 di perguruan tinggi yang menjadi perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pembelajaran.***3***
Baca juga: Kemendikbud siapkan 600 modul pembelajaran bantu gerakkan ekonomi
Baca juga: Kemendikbud lakukan pendataan mahasiswa PTS terdampak COVID-19
Baca juga: Legislator apresiasi kebijakan Kemendikbud bantu sektor pendidikan
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020