Surabaya (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) menargetkan bisa membangun 75 sekolah bertaraf internasional (SBI) sampai 2014 mendatang.

"Sekolah-sekolah itu akan dibangun di seluruh wilayah Indonesia," kata Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Maarif NU, Dr. Mamat Salamet Burhanuddin, di Surabaya, Jumat.

Ia mengemukakan hal itu di sela-sela lokakarya bertajuk "Kebijakan dan Program Penguatan Sekolah Bertaraf Internasional di Lingkungan NU" di Surabaya pada 8-9 Oktober.

"Tentunya, jumlah SBI tersebut berbeda antara daerah yang satu dengan lainnya. Di Jawa Barat misalnya, direncanakan lima SBI, sedang di Bekasi satu buah," katanya.

Selain itu, Bali (2), Banten (5), Lampung (3), Yogyakarta (10), Kalimantan Timur (2), Jawa Tengah (10), Jawa Timur (20), DKI Jakarta (6), Kalimantan Barat (2), Papua Barat (1), Papua (2), Sulawesi Tenggara (1), Bengkulu (4), dan Gorontalo (1).

"Hal yang melandasi perlu dibangunnya SBI adalah dalam rangka peningkatan dan pemantapan kualitas sumber daya manusia di lingkungan NU," katanya.

Tentunya, akan dilakukan monitoring secara berkala untuk bisa tetap mengontrol kualitas SBI yang ada.

"Lokakarya kali ini digelar untuk mendorong hal itu, karena keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di lingkungan NU masih bisa dihitung dengan jari," katanya.

Nantinya, katanya, sekolah-sekolah tersebut akan dibenahi dan dilakukan peningkatan hingga layak menjadi salah satu SBI di Indonesia.

Sebelumnya (8/10), Ketua Umum PBNU Dr (HC) KHA Hasyim Muzadi meluncurkan model sekolah dan pesantren bertaraf internasional untuk menyambut Muktamar ke-32 NU di Makassar pada 25-31 Januari 2010.

"Untuk sekolah bertaraf internasional, Yayasan Khadijah di Surabaya dapat menjadi model, sedangkan untuk pesantren bertaraf internasional, Pesantren Mahasiswa Al-Hikam di Depok, Jakarta yang menjadi model," katanya saat membuka lokakarya.

Lokakarya itu dihadiri Dubes Palestina Fariz Mehdawi, Wakil Dubes Mesir Amr Nazmi, dan perwakilan asing lainnya dari AS, Australia, Jepang, dan Iran.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009