Hazmat produksi Indonesia telah lolos uji ISO 16604

Jakarta (ANTARA) - Baju pelindung (hazmat) produksi dalam negeri INA United berhasil lulus uji standar internasional dan rencananya diproduksi 17 juta unit per bulan, kata anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro.

"Hazmat produksi Indonesia telah lolos uji ISO 16604. Bukan saja ini adalah salah satu hasil karya nyata dan penting dari tim pakar yang beranggotakan 95 ahli senior dan 27 pakar muda dari berbagai disiplin ilmu namun juga bukti keahlian dan ketangguhan para ahli diplomasi kita dari Konjen RI di New York," kata Reisa dalam konferensi pers Gugus Tugas COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Ribuan APD dikirimkan ke Papua antisipasi peningkatan kasus COVID-19

Tidak hanya di Amerika Serikat, pengujian hazmat INA United juga dilakukan di Hong Kong, Singapura dan Taiwan yang sukses mendapatkan rekomendasi. Bahkan, kata dia, hazmat produksi Indonesia itu dinilai lebih baik dan hemat biaya dibandingkan pesaingnya.

Para produsen tekstil yang tergabung dalam berbagai asosiasi yang memproduksi INA United itu kemudian menyanggupi untuk memproduksi sebanyak 17 juta unit hazmat per bulan.

Baca juga: Perusahaan kosmetika bantu APD tahan air sebagai alternatif hazmat

"Itu artinya jauh di atas kebutuhan APD (alat pelindung diri) dalam negeri yang telah dihitung selama tiga bulan terakhir ini mencapai sekitar lima juta unit per bulannya," kata dia.

Nama INA United sendiri disetujui sebagai bentuk penghargaan atas karya anak bangsa, berasal dari terjemahan bahasa Inggris dari slogan Indonesia bersatu.

Baca juga: Gugus tugas: Pengelola wisata harus patuhi protokol kesehatan

Baca juga: Gugus Tugas ingatkan protokol kesehatan bagi pengelola fasilitas umum

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020