New York (ANTARA News/AFP) - Dolar berada di bawah tekanan baru pada Kamis waktu setempat, karena komentar dari Bank Sentral Eropa (ECB) memicu volatilitas perdagangan dan berita positif korporasi AS memicu perpindahan ke aset berisiko.

Euro meningkat menjadi 1,4791 dolar pada 2100 GMT terhadap 1,4689 akhir Rabu di New York. Mata uang tunggal sempat memantul sebentar di atas 1,48 dolar, tidak jauh dari tertinggi 12-bulan terakhiri.

Sementara dolar melemah terhadap mata uang Jepang, jatuh ke 88,39 yen dari 88,60 yen.

Perdagangan berubah-ubah menyusul komentar dari Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Jean-Claude Trichet, yang mengatakan badai ekonomi yang memukul ekonomi zona euro sudah mereda. Sebelumnya ECB telah menahan bunga kunci pada 1,0 persen.

Tindakan ECB "telah memicu sejumlah besar volatilitas dalam tingkat euro-dolar," kata Kathy Lien dari Global Forex Trading.

"Pada awalnya mata uang melesat ke tertinggi 1,48 karena komentar optimis dari presiden ECB Trichet dan kurangnya kekhawatiran baru pada euro memperkuat cerita pemulihan," katanya.

"Namun secepat itu telah rally, euro memberikan kembali seluruh keuntungan dalam suatu langkah yang merupakan ciri dari kebingungan dalam menafsirkan sikap ECB."

Trichet yang mendesak perhatian pada apa yang ia katakan adalah pentingnya pernyataan terbaruo Menteri Keuangan AS Timothy Geithner mendukung kuat dolar.

Meskipun komentar Trichet membantu greenback stabil, Michael Malpede dari Easy Forex mengatakan bahwa "dolar kemungkinan akan terus melemah kecuali ada ancaman nyata yang terkoordinasi intervensi atau The Fed (Federal Reserve) mengindikasikan potensi kenaikan suku bunga."

Mata uang AS dalam beberapa hari ini telah goyah pada indikasi keunggulan dalam transaksi keuangan internasional yang berada di bawah pengawasan tajam.

Hal ini telah memicu serbuan ke dalam emas, yang telah mencapai rekor tertinggi selama ini dalam pekan ini. Harga emas di New York melompat tinggi menjadi 1.058,48 dolar AS pada Kamis.

Amerika Serikat dicurigai beberapa kalangan lebih memilih untuk memungkinkan mata uangnya merosot dalam rangka untuk meningkatkan daya saing ekspor AS dan membantu pemulihan ekonomi yang rapuh.

Analis mengatakan setidaknya tiga bank sentral Asia telah melakukan intervensi di pasar uang pada Kamis pagi, untuk membendung penurunan dolar.

Joseph Brusuelas dari Moody`s Economy.com mengatakan bank-bank sentral Korea Selatan, Taiwan dan Filipina "masing-masing membeli dolar dalam upaya untuk mengurangi tekanan kompetitif pada industri ekspor mereka dari devaluasi greenback."

"Ekonomi-ekonomi Asia yang digerakkan ekspor sangat sensitif terhadap gerakan dalam dolar," tambahnya.

Investor juga berani didukung berita bahwa kelompok alumunium AS Alcoa tiba-tiba kembali ke laba dalam kuartal ketiga, yang dipandang sebagai berita baik dari raksasa perusahaan AS lainnya yang akan melaporkan hasil mereka minggu depan.

Kejutan penghasilan positif "akan mengingatkan pasar bahwa meskipun ada risiko jangka panjang yang signifikan di luar sana di cakrawala, kita masih pada awal pemulihan ekonomi," kata Sacha Tihanyi dari Scotia Capital.

"Hal ini juga masih alami untuk mempertanyakan sejauh mana kenaikan dapat dipertahankan, karena banyak perdagangan mata uang mendekati siklus puncak tertinggi terhadap dolar," tambahnya.

Pada akhir perdagangan New York, dolar berdiri pada 1,0260 franc Swiss dari 1,0329 franc pada Rabu. Pound berada pada 1,6068 dolar naik dari 1,5956 dolar.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009