Museum Sejarah Jakarta alias Museum Fatahillah adalah bangunan mencolok yang ada di Kota Tua. Bangunan yang dulu berfungsi sebagai balai kota Batavia ini menyimpan koleksi perjalanan sejarah Jakarta. Gedung ini memiliki penjara bawah tanah yang pernah ditempati oleh Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien sebelum mereka diasingkan ke kota lain.
Lapangan di depan Museum Fatahillah jadi tempat berkumpul sekaligus tempat mempertontonkan proses eksekusi tahanan. Ketika eksekusi berlangsung, semua orang di sana mau tidak mau harus menjadi saksi mata.
"Ada tiga kali bunyi lonceng. Bunyi pertama, orang yang mau dieksekusi dikeluarkan dari penjara. Bunyi lonceng kedua, petinggi Belanda hadir di lantai dua dan vonis dibacakan. Bunyi lonceng ketiga, proses eksekusi."
Selma menambahkan, dulu tahanan bisa memilih sendiri proses eksekusinya, antara dipenggal atau digantung. Kebanyakan memilih untuk dipenggal, kata dia.
"Pedang untuk memenggal sampai sekarang masih disimpan di dalam museum," ujar dia.
5. Gedung Chandra Naya
Sekilas, hanya terlihat hotel Novotel Gajah Mada di sini, tapi bila Anda lebih seksama, sebetulnya ada gedung bersejarah bernama Chandra Naya.
Cagar Budaya ini merupakan rumah milik kapiten China terkaya pada masanya. Candra Naya yang pernah didiami keluarga Khouw van Tamboen bisa dimasuki secara gratis, namun pengunjung tak boleh membawa kamera profesional untuk berfoto.
Baca juga: Jelajah kuliner & budaya Betawi lewat tur virtual keliling ibu kota
Baca juga: Taman Margasatwa Ragunan dibuka kembali tapi khusus bagi warga Jakarta
Baca juga: Mengintip Seoul lewat tur virtual ke Korea Selatan
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020