Pemantauan di Tanatoraja, Kamis, kopi Robusta naik Rp1.000 per kilogram dari Rp15.000/kg menjadi Rp16.000/kg, sedang kopi Arabika Rp25.500/kg.
"Harga kopi Robusta pekan ini naik, karena permintaan meningkat sedangkan pasokan dari petani tetap stabil," ujar Tawang, seorang pedagang pengumpul kopi di Tanatoraja.
Sedang harga komoditi perkebunan lainnya seperti kakao Rp23.000/kg, cengkeh Rp57.000/kg dan merica Rp35.000/kg
Tanatoraja merupakan salah satu sentra komoditi kopi di Sulsel yang bermutu tinggi dan sudah terkenal di mancanegara yang terletak di daerah pegunungan.
Di sebelah selatan Tana Toraja terletak Kabupaten Enrekang dengan kotanya Kalosi yang juga terkenal dengan hasil kopinya.
Sedang di sebelah barat Toraja atau perbatasan Sulsel dengan Sulawesi Barat terletak Kabupaten Mamasa yang menghasilkan kopi bermutu tinggi.
Sulawesi secara geografis memang sangat baik untuk tumbuhan kopi karena kandungan zat besi di dalam tanahnya cukup tinggi yang berpengaruh pada rasa kopi yang dihasilkan.
Sebagian besar perkebunan kopi di Sulsel dimiliki oleh perkebunan kecil serta mempunyai cara pemrosesan kopi yang unik, rasa kopi dari Sulsel sangat khas dan juga bersih.
Dinas Perkebunan Sulsel menyebutkan luas lahan pengembangan kopi Robusta di Sulsel berdasarkan data statistik 2008 mencapai 26.519,75 hektare, dengan total produksi rata-rata 14.112,99 ton dengan tingkat produktivitas mencapai 730 kilogram per hektare yang digarap sekitar 56.114 kepala keluarga.
Target produksi kopi Robusta 2009 ditargetkan mencapai 16.200 ton, sedang negara tujuan ekspor utama adalah Jepang dan Eropa. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009