Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP Perti) Dr KH Anwar Sanusi SH S Pel MM mengatakan Pancasila adalah vaksin terbaik untuk tingkatkan kekebalan masyarakat dari pengaruh paham radikal terorisme.
"Karena Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya bahwa seluruh rakyat dan warga Indonesia harus mempunyai Tuhan dan harus beragama. Dan sepanjang yang saya ketahui tidak ada agama yang mengajarkan tentang radikalisme dan terorisme, sehingga kalau sila pertama ini sudah meresap di dalam jiwa masyarakat kita , maka tidak akan ada yang namanya terorisme maupun radikalisme," kata Anwar di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, seperti halnya virus corona atau COVID-19, virus radikal terorisme juga tidak mengenal ruang dan waktu, sehingga masyarakat dengan pemahaman agama yang rendah sebagai daya imun dirinya akan mudah terpapar paham radikalisme terorisme.
Anwar mengatakan bahwa sesungguhnya Pancasila ini sebagai falsafah bangsa dan juga sebagai ideologi yang pada hakekatnya menghendaki keadilan.
"Oleh sebab itu untuk mencapai suatu keadilan sebagai sila yang kelima, selain Ketuhanan Yang Maha Esa kita direkatkan dulu dengan sila kedua, Kemanusian yang Adil dan Beradab. Artinya, sebagai manusia Indonesia maka akan ada yang dalam Islam disebut ‘hablum minannas’yakni hubungan horizontal, antar manusia untuk saling hormat menghormati, saling beretika baik dalam tindak tanduk maupun di dalam perkataan,” ungkap pendiri Badan Kontak Muballig Indonesia (Baqomubin) itu.
Baca juga: Ketua MPR dorong Pancasila dimasukkan dalam pelajaran sekolah
Anwar juga menjelaskan di dalam sila ketiga, Persatuan Indonesia, dimana dalam Islam sendiri disebutnya sebagai ‘wa’tasimu bihablillahi jami’a wala tafarroqu’ yang artinya bersatulah kita bersama-sama, jangan terpecah belah.
"Jika dalam Pancasila itu kita mengenalnya dengan sebutan Bhineka Tunggal Ika, walaupun kita bersuku-suku bangsa, berbeda agama, tetapi kita tetap bersatu. Jadi nilai-nilai Pancasila itu sebenarnya sangat luhur sekali,” katanya.
Oleh karena itu, Anwar pun juga mengungkapkan pentingnya pencegahan paham radikal teorisme di masyarakat. karena dirinya menilai bahwa aksi terorisme itu sudah merupakan kejahatan yang sangat luar biasa.
Menurut dia, ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) pun akan selalu mendukung setiap upaya yang ada.
Dirinya juga berharap agar ke depan bisa terjalin kerjasama antara ormas Islam dengan pemerintah untuk mensosialisasikan pencegahan paham radikal terorisme.
Apalagi Perti sendiri juga mempunyai perwakilan 34 wilayah provinsi dan ratusa cabang di kabupaten/kota, sehingga pihaknya akan mensosialisasikan program-program dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
“Melalui pengurus-pengurus kami di wilayah untuk bersama masyarakat akan terus berupaya mencegah paham radikal terorisme, khususnya jika ada stigma-stigma yang kurang baik terhadap Islam,” terang Sekretaris Jendral Badan Kordinasi Mubaligh Indonesia (BAKOMUBIN) ini,
Baca juga: Panglima Kodam XII/Tanjungpura bangga toleransi di Kalimantan Barat
Baca juga: Menteri PPN: Ekonomi Pancasila masih jauh dari cita-cita penerapannya
Baca juga: Hasto sebut tantangan utama Pancasila adalah kapitalisme
Baca juga: Mahfud: Bagi Pemerintah Pancasila dimaknai sebagai satu tarikan napas
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020