Ambon (ANTARA News) - Musisi jazz Amerika Serikat, Michael Sembello dan Wilkins Ramirez ikut melakukan penanaman 100 anakan pohon jati, mahoni, kayu besi dan jemelina serta membersihkan kawasan pesisir Teluk Ambon, Rabu, sebagai bagian tanggung jawab memelihara lingkungan.

Dua musisi dan penyanyi berkelas internasional itu hadir di Ambon untuk tampil di ajang konser musik Ambon Jazz Plus Festival (AJPF), yang dipusatkan di taman budaya Karang Panjang Ambon pada 9-11 Oktober mendatang.

Michael Sembello asal Philadelpia dan Wilkins Ramirez asal Poerto Rico ikut menanam anakan pohon jati di Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, yang pernah mengalami bencana banjir bandang pada 10 September 2008 lalu.

Aksi reboisasi itu dilakukan bersama mantan raja Desa Amahusu, Edy Silooy, karyawan Bank Indonesia (BI), anggota Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia (HATHI) cabang Maluku, serta puluhan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon.

Michael Sembello dalam kesempatan itu mengatakan kedatangannya ke Ambon merupakan pertama kali, dan kedua kali di Indonesia setelah kinjungannya di Bali 18 tahun silam.

"Ini kedua kalinya saya datang di Indonesia, 18 tahun lalu saya hanya mengunjungi Bali. Indonesia sangat bagus," katanya.

Artis berdarah Karibia itu merasa seperti berada di kampung halamannya, karena kota Ambon memiliki karakteristik daerah yang sama dengan Puerto Rico yang juga dikelilingi oleh laut.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas penyambutan dan keramahan masyarakat serta semua persiapan panitia AJPF untuk menyambut mereka.

Sementara Wilkins Ramirez, yang mengaku baru pertama kali berkunjung di Indonesia, mengaku kagum pada keindahan alam negara ini.

"Saya suka negara Anda karena sangat indah," ucap artis berdarah Italia itu. disambut tepuk tangan para mahasiswa.

Wilkins mengatakan, ia sangat menyukai Ambon, terlebih masyarakatnya yang ramah. "Saya sadar bahwa Indonesia sedang mengalami musibah dengan terjadinya gempa di Sumatera, tapi saya harapkan kehadiran kami di Ambon dapat menghibur kedukaan masyarakat Indonesia."

Wilkins Ramirez dan Michael Sembello sempat membubuhkan tanda tangan mereka pada bekas sarung tangan yang dipakai saat menanam pohon, lalu memnyerahkannya kepada mantan raja Amahusu, Silooy, sebagai kenang-kenangan.

Sembello juga memberikan tiga album jazz miliknya yang berjudul `Ancient Future`, `Bossa Nova Hotel` dan `and The Bossa Nova Hotel featuring Jeaney Clewer and Bruce Gaitssch` kepada E. Y. Silooy.

Setelah menanam pohon di Desa Amahusu, Ramirez dan Sembello dengan didampingi pimpinan Voorale Multimedia Corporation, Andy Erick Manuhuttu, menuju Desa Erie untuk melakukan aksi bersih kawasan Teluk Ambon bersama-sama dengan karyawan BI, HATHI, HMI dan GMKI.

Bahkan, Sembello terlihat seperti tidak memperdulikan tangan kanannya yang sedang sakit dan diperban.

Di sela kegiatan pembersihan pesisir pantai, kedua artis jazz itu bersama Andy Manuhuttu sempat menyanyikan lagu Ambon `Panggayo` dalam irama jazz, hasil karya kolaborasi mereka bertiga yang direkam di studio "Bossa Nova" dan diluncurkan di Eropa, Amerika dan Asia pada 2003.

Lagu ini dinyanyikan dengan lirik tiga bahasa, Ambon, Inggris dan Spanyol, untuk menghibur peserta aksi bersih lingkungan.

Wilkins bahkan menyempatkan diri untuk berdansa dengan salah seorang peserta dan disambut tepuk tangan dan sorakan peserta lain.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009