Pandemi ini harus kita lawan dengan bekerja sama dan saling membantu,
Jakarta (ANTARA) - Indonesia bersama Malaysia dan Thailand membangun solidaritas dan kolaborasi untuk mempersiapkan fase normal baru di kawasan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
"Tidak ada satu pun negara di dunia yang cukup kuat untuk menghadapi COVID-19 sendiri. Kerja sama internasional dan regional menjadi semakin relevan dalam kondisi seperti ini," kata Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut disampaikan pada pembukaan konferensi virtual IMT-GT UNINET yang mengambil tema "Strengthening IMT-GT Cooperation on COVID-19 Pandemic", pada 22 Juni 2020.
UNINET merupakan kelompok yang berakar pada Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT), baik sebagai pemangku kepentingan maupun sebagai komponen strategis utama.
Indonesia secara konsisten mendorong solidaritas dan kemitraan internasional dalam rangka penanganan pandemi COVID-19, termasuk dalam forum kerja sama sub-regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Ketiga negara anggota memiliki wilayah yang berbatasan langsung, sehingga penting untuk memperkuat kerja sama penanganan pandemi COVID-19. Selain itu, kerja sama IMT-GT selama ini telah banyak berkontribusi dalam membangun perekonomian sub-kawasan termasuk peningkatan konektivitas, nilai perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Konferensi virtual itu diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan melibatkan 25 universitas di ketiga negara yang menjadi anggota IMT-GT UNINET.
Konferensi virtual tersebut menghadirkan para ahli sebagai pembicara, antara lain dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Asian Development Bank (ADB), Institute for Global Environmental Strategies (IGES) - Jepang, Sekretariat IMT-GT Putrajaya, UNINET Indonesia, UNINET Malaysia, dan UNINET Thailand.
Baca juga: ADB sebut pemberian stimulus hingga Rp436 triliun sudah tepat
Baca juga: ADB setujui pembiayaan 1,5 miliar dolar AS atasi COVID-19 di Indonesia
Kerja sama antaruniversitas yang menjadi anggota IMT-GT UNINET itu merupakan upaya untuk memupuk dan mendorong terciptanya kerja sama konkret antar kaum intelektual dalam mengatasi pandemi COVID-19.
Rektor Universitas Syiah Kuala Samsul Rizal dalam sambutannya menyampaikan bahwa COVID-19 tidak hanya mengakibatkan kematian di berbagai negara, namun juga mempengaruhi arus rantai pasok dan juga perekonomian.
"Pandemi ini harus kita lawan dengan bekerja sama dan saling membantu," ujar Samsul.
Pokok-pokok diskusi bersama para ahli dan akademisi dari UNINET menyimpulkan bahwa mutlak bagi negara-negara di dunia untuk bekerja sama dalam menangani penyebaran virus corona baru.
Kesimpulan dari diskusi itu juga menyebutkan empat hal utama yang harus dilakukan dalam menahan penyebaran COVID-19, yaitu melakukan penelusuran kontak, melakukan tes massal, melakukan isolasi mandiri, dan merawat pasien.
Bila keempat hal itu dilakukan secara efektif oleh setiap negara, penyebaran virus akan dapat dihentikan dan kurva pandemic dapat didatarkan. Saat pandemi dapat dilawan, maka siklus perekonomian akan kembali bergerak.
Selanjutnya, peluang kerja sama yang dapat diidentifikasi dalam pertemuan itu, antara lain peluang penelitian bersama, pelatihan kewirausahaan bagi kalangan generasi muda, pengembangan strategi dan rencana aksi manajemen limbah penanganan COVID-19, pertukaran informasi bersama, serta meningkatkan penggunaan teknologi digital guna mendukung pemulihan sektor ekonomi.
Program kerja sama konkret penanganan COVID-19 dalam kerangka IMT-GT yang sedang dilaksanakan adalah proyek penyusunan protokol COVID-19 Medical Waste Management System bagi pemerintah daerah negara anggota IMT-GT.
Terkait hal itu, Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu pilot project pengembangan protokol tersebut di Indonesia.
Sekretariat IMT-GT juga telah melakukan berbagai upaya untuk memfasilitasi pembahasan penanganan COVID-19 di berbagai sektor yang menjadi prioritas IMT-GT untuk turut serta menjalankan protokol kesehatan dan mempersiapkan kesiapan daerah yang tergabung sebagai anggota IMT-GT dalam menjalankan normal baru.
Sementara itu, ADB akan memfasilitasi upaya pemulihan ekonomi di kawasan antara lain dengan menyiapkan database yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan di kawasan dan menekankan pentingnya berbagi informasi.
Baca juga: ASEA-UNINET gelar konsorsium di ITS
Baca juga: IPB masuk anggota baru ASEAN-Uninet
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020