"Namun, berkaitan dengan penggunaan paspor hijau (internasional) tetap membutuhkan kehati-hatian," katanya usai membuka seminar internasional "Islam, Democracy, and Good Governance" di Semarang, Selasa.
Sebab, kata dia, semua orang bisa saja berangkat haji dengan menggunakan paspor hijau tersebut apabila tidak dilakukan pengawasan, sehingga pihaknya melakukan koordinasi intensif dengan pihak keimigrasian.
Pada tahun ini jemaah calon haji Indonesia berangkat ke Tanah Suci menggunakan paspor internasional karena kebijakan Pemerintah Arab Saudi, sementara tahun-tahun sebelumnya menggunakan paspor khusus haji (cokelat).
Saat disinggung tentang kondisi pemondokan bagi jemaah haji di Arab Saudi, ia mengatakan, pemondokan juga sudah disiapkan dan letaknya lebih dekat dibandingkan dengan tahun lalu.
"Mengenai masalah tangga darurat di pemondokan, itu menjadi urusan Pemerintah Arab Saudi," katanya.
Menurut dia, pihaknya saat ini tengah memfokuskan untuk keberangkatan jemaah haji dari daerah Sumatra Barat yang terkena bencana gempa bumi karena asrama haji di daerah tersebut mengalami kerusakan.
"Namun, kami akan berupaya agar pemberangkatan jemaah haji dari daerah tersebut dapat berjalan dengan lancar," katanya.
Sementara itu, Kepala Kantor Departemen Agama Semarang, Taufik Rahman mengatakan, pada tahun ini jumlah jemaah haji yang akan berangkat dari Semarang berjumlah 2.295 orang.
Ia menyebutkan, jumlah tersebut dibagi dalam dua gelombang, gelombang pertama hanya terdiri dari dua kloter, sedangkan gelombang kedua berjumlah enam kloter.
"Segala hal yang berkaitan dengan keberangkatan jemaah haji telah disiapkan, termasuk paspor, koper, dan vaksinasi yang akan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan," kata Taufik.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009