Pekanbaru, (ANTARA News) - Rapat Paripurna I Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai Golkar berlangsung ricuh akibat sistim pengeras suara tidak bisa berfungsi dengan baik.

"Intinya tadi karena sound system yang tidak berfungsi baik sehingga terjadi ketegangan di antara peserta," kata anggota DPP Golkar Zaenal Bintang kepada wartawan di luar ruang sidang utama Hotel Labersa Pekanbaru, Riau, Selasa.

Sebelumnya wartawan dikejutkan dengan berbondong-bondongnya petugas keamanan berlarian masuk ke ruang sidang.

Rapat Paripurna I ini mengagendakan pembicaraan soal tata tertib. Rapat berlangsung tertutup.

"Jadi saat pembahasan pasal demi pasal, semua mikropon yang ada di peserta tak berfungsi," kata Zaenal.

Zaenal juga menjelaskan, kericuhan dimulai ketika ada peserta yang ingin memberikan tanggapan dan masukan namun ternyata mikropon yang ada tak berfungsi.

"Jadi pimpinan sidang juga tak bisa mendengarkan isi masukan," kata Zaenal.

Karena itu, kemudian terjadi kekisruhan akibat para peserta Munas yang berebut ingin menyampaikan tanggapan. Namun Zaenal menegaskan tidak ada kekerasan fisik yang terjadi meskipun diakuinya ada ketegangan.

Akibat insiden teknis ini, para peserta munas mendesak rapat diskorsing untuk membenahi sound system yang ada.

Dari informasi yang beredar, matinya mikropon bagi peserta terjadi saat memasuki pembahasan soal syarat-syarat pencalonan ketua umum.

Rapat paripurna I ini dipimpin oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar M Jusuf Kalla.

Sampai saat ini belum diketahui apakah sidang akhirnya di skorsing karena wartawan tidak diperkenankan memasuki ruang sidang.

Sementara para peserta munas masih tetap berada di dalam ruang sidang. Namun dari luar terlihat aktifitas yang meningkat dari aparat keamanan Polda Riau.

Puluhan anggota Polri berseragam tampak memasuki ruang sidang utama.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009