Padang (ANTARA News) - Lebih kurang 500 warga Siberut, Kabupaten Mentawai, masih trauma dan shock akibat gempa 7,6 skala richter Rabu (30/9) lalu, sehingga mereka masih tidur di perbukitan meski pada siang harinya kembali ke rumah masing-masing.
"Pada malam harinya bertahan pada tempat perbukitan yang ada di Siberut tersebut, namun pada siang harinya kembali ke rumah masing-masing," ungkap Wakil Bupati Mentawai Yudas Sulaigalek di Padang, Senin.
Menurutnya, masyarakat yang ada di Kabupaten Mentawai tidak ada yang meninggal dunia, namun hanya mengalami luka ringan dan luka berat.
Dia mengatakan, diperkirakan lebih kurang dari 70 persen bangun milik pemerintahan setempat tidak layak untuk dipakai.
Bangunan milik pemerintahan yang mengalami rusak berat tersebut, rumah dinas Bupati Mentawai, rumah Dinas Ketua DPRD, serta beberapa bangunan lainya.
"Sedangkan ada beberapa gedung sekolah yang mengalami kerusakan di Kabupaten Mentawai", katanya.
Dia menambahkan, diperkirakan kerusakan sekolah yang ada di Kabupaten Mentawai sekitar lebih kurang dari 70 persen bangunan.
Bangunan sekolah yang mengalami kerusakan tersebut adalah; SD, SMP satu atap lima unit, SMU sebanyak 4 unit serta SMP Murni 2 Unit.
Akses di Kepulauan Mentawai sangat sulit, sehingga masyarakat di sana hanya makan seadanya, kapal yang biasanya dari Kota Padang sering ke Mentawai.
"Sejak terjadinya gempa dengan kekuatan 7,6 SR, kapal yang membawa kebutuhan tidak ada lagi ke Mentawai", ujarnya.
Dia menambahkan, hari ini (Senin) kapal yang berangkat dari Pelabuhan Muaro Padang menuju Mentawai sudah normal kembali.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009