Pada laga final yang berlangsung Selasa, 6/10), Persela akan menghadapi pemenang antara Persebaya Surabaya dan Persema Malang yang hingga berita ini diturunkan masih bertanding.
"Laskar Joko Tingkir" Persela sebenarnya nyaris gagal menembus partai puncak, ketika hingga memasuki menit ke-90 masih tertinggal 1-2 dari GU.
Dua gol GU diborong Angel Obus saat laga baru berjalan tiga menit dan menit ke-38. Sementara gol balasan Persela dicetak Varney Pas Boakay menit ke-34.
Namun, memasuki dua menit waktu tambahan terakhir, Persela mendapat hadiah penalti, setelah penyerang veteran Kurniawan Dwi Julianto dijatuhkan kiper GU Khusnul Kuluq di kotak terlarang.
Penalti itu diprotes pemain-pemain GU, tapi wasit Setiono yang memimpin laga tersebut, tetap pada keputusannya.
Martin Zada yang menjadi eksekutor berhasil menjaringkan gol dan mengubah skor menjadi 2-2. Tanpa perpanjangan waktu, penentuan pemenang langsung dilakukan melalui adu tendangan penalti.
Empat eksekutor Persela, yakni Fabiano Beltrame, Kurniawan, Gangga Mudana, dan Martin Zada sukses menjalankan tugas dengan baik.
Sedangkan dari kubu GU, hanya Angel Obus yang berhasil menyarangkan bola ke gawang Khoirul Huda, sementara dua penendang lainnya, Khoirul Kacung Munif dan O.J Basile gagal.
"Jelas ini hasil yang sangat menyakitkan karena sebenarnya kami bisa lolos ke final. Soal wasit dan penalti, saya tidak mau komentar, biar anda (wartawan) dan penonton yang menilai," kata pelatih GU Sasi Kirono Sumantri usai pertandingan.
Persela yang unggul dalam materi pemain, mendominasi permainan sejak menit awal dan terus menekan pertahanan GU. Namun, sejumlah peluang gagal dimanfaatkan untuk mencetak gol.
Angel Obus justru mengejutkan Persela, saat mencetak gol di tiga menit awal dengan meneruskan umpan Khoirul Kacung Munif dari sebuah serangan balik cepat.
Varney Pas Boakay baru bisa menyamakan skor di menit ke-34, tapi Angel Obus kembali membawa GU memimpin pada empat menit berselang.
Babak kedua menjadi milik Persela. Fabiano Beltrame dan kawan-kawan terus menekan GU untuk mengejar ketinggalan, tapi upaya yang dilakukan selalu gagal.
Kecerobohan kiper Khusnul Kuluq di masa "injury time" dengan menjatuhkan Kurniawan Dwi Julianto di kotak penalti, akhirnya berbuah petaka bagi GU.
"Lini belakang kami memang masih mudah ditembus dan perlu segera dibenahi. Selain itu, penyelesaian akhir juga terburu-buru, padahal kami mendominasi permainan," ujar pelatih Persela Widodo Cahyono Putro.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009