Jakarta (ANTARA News) - Warga ibukota yang sedang berada di jalan raya diimbau untuk menghindari Jalan Pangeran Antasari di Cilandak, Jakarta Selatan, Senin malam, karena terowongan di daerah itu terendam pascahujan deras selama berjam-jam.

Menurut informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya di Jakarta, Senin malam, pengguna jalan diimbau menghindari terowongan yang menghubungkan Jalan Antasari dengan Jalan TB Simatupang karena adanya genangan setinggi 40 cm.

Terowongan yang terendam tersebut berbentuk tikungan agak tajam yang mengarahkan arus lalu lintas dari Cipete menuju Fatmawati via daerah Cilandak.

Menurut seorang warga, terendamnya terowongan tersebut mengakibatkan kemacetan parah hingga Blok M.

Selain itu, warga lainnya, Nugroho, juga menuturkan kemacetan total yang terjadi di Jalan Fatmawati dan Jalan Wijaya yang juga terletak dekat Terminal Blok M, Kebayoran Baru, Jaksel.

"Kendaraan seperti terkunci karena nyaris tidak bergerak," katanya.

Sementara itu, warga lainnya, Anto, juga menuturkan tentang kepadatan kendaraan karena luapan air yang terjadi di daerah Karang Tengah dan Lebak Bulus, Jaksel.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga Jakarta mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang yang diprakirakan masih akan terjadi satu hingga dua hari ke depan.

"Cuaca buruk tersebut berpeluang terjadi di wilayah Jabodetabek bagian selatan seperti Jakarta Selatan, Tangerang bagian selatan seperti Ciledug, Ciputat, Depok, serta Bekasi bagian selatan," kata Kepala Sub Bidang Informasi BMKG, Hary Tirto Djatmiko.

Ia mengatakan, masyarakat Jabodetabek bagian selatan perlu mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi pada siang hingga menjelang malam hari.

Fenomena tersebut, kata Hary, disebabkan kelembaban udara di wilayah Indonesia masih tinggi serta suhu permukaan air laut di Indonesia yang juga masih tinggi berkisar di atas 29 derajat celcius, dan pengaruh tidak langsung dari badai tropis Parma dan Melor di wilayah Filipina.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009