Palu (ANTARA) - Sebagian masyarakat Indonesia, tak terkecuali warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, berbondong-bondong menyaksikan Gerhana Matahari Cincin pada Ahad, namun sayangnya di Kota Palu puncak gerhana matahari cincin ini tidak dapat terlihat jelas, karena tertutup awan tebal.
Bahkan, sebagian besar wilayah Kota Palu diguyur hujan dengan intensitas sedang.
Namun, hal tersebut tidak memupuskan semangat warga dalam menyambut gerhana matahari cincin. Untuk melihat gerhana ini, warga menyediakan alat bantu penglihatan agar bisa melihat langsung gerhana. Seperti, Kacamata, Helmet, hingga hasil film rontgen.
''Tadi kelihatan tapi sekarang matahari tertutup awan tebal. Jadi tidak bisa kita lihat, semoga ada terbuka sedikit sebentar'' kata Josua Marunduh, salah satu warga Palu.
Hasil analisis BMKG Geofisika Palu, Gerhana Matahari cincin terjadi sekitar dua jam lamanya, di mulai dari pukul 15:30 hingga 17:30 WITA. Namun, sayangnya puncak gerhana tidak dapat terlihat jelas karena tertutup awan tebal.
Kepala seksi dana dan informasi BMKG Geofisika Palu, Hendrik Leopatty mengungkapkan, BMKG tetap melakukan pemantauan di menara pantau hilal di Desa Marana, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
''Kondisi cuaca pada awal pengamatan gerimis. Pukul 16:33 sudah mulai hujan hujan deras. Namun, tidak menyurutkan kami untuk melakukan pemantauan'," katanya.*
Baca juga: Stageof: Gerhana matahari cincin tak terlihat di Banjarnegara
Baca juga: Warga Jakarta masih bisa lihat gerhana matahari secara daring
Pewarta: Rangga Musabar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020