Makassar (ANTARA News) - Tawuran antarpemuda di Jalan Rappocini Raya yang melibatkan pemuda dari lorong enam, delapan dan sembilan merusak kaca masjid yang berada di pinggir jalan, Minggu.

Tiga kelompok pemuda masing-masing lorong beranggotakan 50 orang saling lempar batu serta membawa sejumlah senjata tajam seperti parang dan badik.

Informasi yang dihimpun di tempat kejadian menyebutkan, tawuran ini berawal dari dendam lama yang tidak terselessaikan sehingga tawuran itu kembali terjadi. Beruntung dalam aksi tawuran itu tidak ada korban jiwa.

Udin salah seorang penjaga masjid Da`watul Khaer bersama tokoh masyarakat lainnya yang menyaksikan tawuran itu kelabakan menghentikan tawuran itu karena pihak kepolisian setempat tidak turun mengamankan tawuran tersebut.

"Saya dan bersama tokoh agama lainnya kelabakan menghalau tawuran karena saya sudah menghubungi anggota badan pembinaan masyarakat (Babinkamtibmas) Polsekta Rappocini tidak ada yang turun sehingga saya membunyikan masjid," ujarnya.

Bukan hanya Udin, Daeng Rate salah seorang tokoh masyarakat juga mengaku kecewa dengan aparat kepolisian karena hingga tawuran itu berhenti tidak seorangpun anggota dari Polsekta Rappocini dan Polresta Makassar Timur yang ke TKP untuk mengamankan tawuran antarpemuda itu.

"Kita kecewa karena seharusnya jika ada tawuran seperti polisi bisa lebih tanggap kalau dihubungi warga, tetapi nyatanya tidak ada yang turun," kelunhnya.

Dengan adanya tawuran itu berdampak pada rusaknya sarana ibadah seperti masjid karena sejumlah kaca masjid pecah akibat lemparan batu.

Tawuran itu baru berhenti setelah penjaga masjid, Udin membunyikan masjid dan meminta pemuda tersebut untuk membubarkan diri karena waktu salat subuh sudah masuk.

Sementara itu, Kapolsekta Rappocini, AKP Hariyadi yang coba dihubungi melalui telepon genggamnya (HP) sedang berada diluar jangkauan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009