Kolombo (ANTARA News/AFP) - Lebih dari 2.000 tempat penampungan sementara untuk penduduk sipil yang terlantar akibat perang sipil di Sri Lanka yang kini telah berakhir, dirusak oleh angin kencang, kata satu laporan pers Ahad.

Tempat-tempat penampungan yang rusak itu termasuk beberapa kamp di mana 250.000 orang masih ditahan, setelah pasukan pemerintah mengalahkan pemberontak separatis Macan Tamil pada Mei lalu, kata the Sunday Times.

Kerusakan akibat amukan badai meningkatkan kekhawatiran kehidupan penduduk sipil Tamil, yang kini memikul beban penderitaan di kamp-kamp yang dibuat oleh negara, kata surat kabar itu.

Tidak segera ada tanggapan dari para pejabat pemerintah yang mengelola pusat penampungan itu, yang mereka sebut sebagai `desa-desa yang makmur.`

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pekan lalu mengatakan, bahwa 255.500 orang, wanita dan anak-anak berada di kamp-kamp tersebut, dan hanya 7.800 saja yang diizinkan pulang kembali ke rumah-rumah mereka, atau tinggal bersama sanak keluarga.

Pemerintah Sri Lanka, yang berjanji kepada PBB bahwa pihaknya akan memukimkan kembali semua orang yang terlantar selama beberapa puluh tahun perang pada Januari, mengatakan bahwa kamp-kamp penampungan itu diperlukan sebagai tempat penahanan orang-orang yang masih perlu diperiksa dari kaitan pemberontak Macan Tamil.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009