inilah satu-satunya cara mengetahui siapa sebetulnya yang terindikasi 'carrier' atau pembawa COVID-19
Surabaya (ANTARA) - Mobil laboratorium PCR dari Badan Intelijen Negara (BIN) yang selama tiga pekan sudah melakukan tes cepat dan tes usap COVID-19 secara massal di Kota Surabaya, Jatim, Sabtu, mengakhiri masa tugasnya.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada petugas Mobil PCR dari BIN yang telah membantu kegiatan tes cepat dan tes usap massal di wilayah Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat meninjau kegiatan tes COVID-19 massal hari terakhir di Halaman Lapangan Hockey Jalan Raya Dharmawangsa Surabaya, Sabtu.
Baca juga: Dua unit mobil laboratorium PCR BNPB akhiri tugasnya di Surabaya
Menurut dia, dengan pola seperti ini pihaknya bisa menemukan siapa saja yang terindikasi terpapar COVID-19. Sebab, lanjut dia, tidak semua carrier itu secara medis kondisi tubuhnya sakit, namun justru mereka dalam kondisi sehat.
"Karena banyak sekali dari pasien OTG (Orang Tanpa Gejala), inilah satu-satunya cara untuk mengetahui siapa sebetulnya yang terindikasi carrier atau pembawa COVID-19," ujarnya.
Untuk itu, atas nama warga dan Pemkot Surabaya, Risma menyampaikan terima kasih kepada BIN serta jajarannya. Apalagi, kata dia, pemkot juga mendapat bantuan alat PCR dari BIN yang saat ini diletakkan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya sambil menunggu renovasi Laboratorium Daerah (Labkesda) Surabaya selesai.
Baca juga: Pemkot Surabaya belum rencanakan pembelian mobil laboratorium PCR
"Mudah-mudahan laboratorium kami bisa segera siap sehingga kalau itu terjadi kami bisa lakukan tiga shift. Selama ini karena di BPTKL stafnya terbatas, jadi hanya 2 shift," ujarnya.
Ia menjelaskan dari hasil tes usap massal yang digelar BIN ini sekitar 1.702 orang dinyatakan positif. Namun, tingkat kesembuhan di Surabaya juga cukup tinggi. Bahkan menurut catatan, tingkat kesembuhan di Surabaya menjadi tertinggi di Indonesia.
"Mudah-mudahan hari ini juga ada kesembuhan yang cukup tinggi. Kemarin kita lakukan tes usap kurang lebih 360, biasanya itu yang positif kecil sekali karena mereka OTG yang secara fisik sebetulnya mereka sehat," katanya.
Baca juga: Pemprov Kalteng pertimbangkan beli 'mobile PCR'
Meski begitu, sebenarnya Wali Kota Risma berharap mobil laboratorium PCR BIN ini dapat lebih lama lagi berada di Surabaya. Akan tetapi karena mobil ini harus melanjutkan tugasnya ke daerah lain, sehingga hanya bisa sampai hari ini.
"Sebetulnya saya mau 10 hari lagi. Saya sudah membuat surat kepada Kepala BIN untuk bisa sampai 30 Juni. Tapi ternyata kita hanya dapat diperkenankan sampai hari ini," ujarnya.
Sementara itu, Staf Khusus BIN Mayjen TNI Suyanto menyampaikan bahwa sejak 29 Mei hingga 20 Juni 2020 di Surabaya, mobil PCR BIN telah melakukan tes cepat sebanyak 34.021 dengan hasil reaktif 4.607 orang, dilanjutkan dengan pemeriksaan tes usap.
Baca juga: DPRD berharap hasil swab di Surabaya disampaikan dengan cepat
Dari jumlah tersebut, kata dia, BIN juga mendapat titipan 30 orang untuk tes usap dari pihak puskesmas sehingga total tes usap ini mencapai 4.637 orang. "Memang ada lebih sedikit, itu adalah 30 titipan dari Puskesmas. Kemudian positif yaitu hasilnya 1.702 orang," kata Mayjen TNI Suyanto.
Namun begitu, kata dia, pihaknya berharap, apa yang dilakukan BIN dengan bekerja sama Pemkot Surabaya ini dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19, khususnya di Kota Pahlawan.
"Semoga nanti hasilnya ini bisa di-tracing, bisa segera diobati kalau ada yang terpapar positif oleh pihak Pemkot Surabaya," katanya.
Baca juga: Risma keliling rumah sakit semangati dokter hingga petugas kebersihan
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020