Denpasar (ANTARA News) - Dewa Nyoman Batuan (63), seniman kelahiran Pengosekan, Perkampungan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali akan menggelar pameran lukisan di Spanyol.
"Sebanyak 15 karya kanvas yang bertema Mandala sudah dikirim ke Spanyol. Penyelenggaraan pameran ini atas bantuan seorang teman dekat yang sudah saya kenal sejak lama," tutur Dewa Nyoman Batuan di Ubud, Bali, Minggu.
Ia mengatakan, pameran tersebut rencananya digelar pertengahan Oktober atau awal Nopember 2009.
"Pihak sponsor yang akan menggelar pameran tersebut akan datang ke Bali dalam waktu dekat, guna menyiapkan segala keperluan demi suksesnya pameran tersebut," tutur Dewa Batuan.
Ia menjelaskan, pihak sponsor yang juga dari kalangan seniman itu pernah puluhan tahun bermukim di perkampungan seniman Ubud. Rencana sponsor itu juga akan menggelar pameran di Bali.
"Saat dia menggelar pameran di Bali itulah sekaligus akan mempersiapkan segala keperluan saya juga untuk menggelar pameran di Spanyol," ujar Dewa Batuan yang menerbitkan buku berjudul "Mandala, Melukis dan Menulis", dalam bahasa Inggris.
Ke-15 lukisan itu sebenarnya sudah dibawa ke Spanyol beberapa bulan lalu sambil mencari momentum yang tepat untuk menggelar sebuah pameran.
Lukisan yang telah dibawa ke luar negeri itu merupakan hasil seleksi dari sekitar 500 karya kanvas hasil goresannya selama hampir setengah abad menggeluti dunia kanvas.
Dewa Nyoman Batuan, adalah generasi ketiga dari Pita Maha, karena kakeknya pernah belajar dari Rudof Bonnet, seniman terkenal kelahiran Belanda yang lama bermukim di perkampungan seniman Ubud.
Bonnet bersama Tjokorda Gde Agung Sukawati (alm), putra Ubud kelahiran tahun 1910 dan seniman setempat, I Gusti Nyoman Lempad (alm) mendirikan "Pita Maha" tahun 1936 yang mengilhami imajinasi seni lukis maupun seni budaya Bali secara keseluruhan.
Wadah "Pita Maha" untuk menyelamatkan dan melestarikan karya seni dengan menghimpun para seniman, baik seni tabuh, tari maupun lukisan.
Dewa Nyoman Batuan, salah seorang dari sekian banyak seniman di Bali menerus "Pita Maha"(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009