Palu (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sulawesi Tengah memastikan bahwa cadangan beras pemerintah (CDP) yang dialokasikan untuk korban bencana alam di provinsi itu hingga kini masih cukup memadai.

"Setiap tahun, pemerintah mengalokasikan beras khusus untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak bencana alam," kata Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulteng, Amir Sube di Palu.

Untuk tahun anggaran 2020, Pemerintah menyiapkan CDP untuk Pemprov Sulteng sebanyak 200 ton, sedangkan untuk setiap kabupaten masing-masing alokasi beras sebanyak 100 ton.

Stok CDP masih ada di gudang Bulog di setiap kabupaten/kota di Sulteng.

Sejauh ini, baru dua daerah di Sulteng yang sudah menyalurkan beras CDP, meskipuni jumlahnya masih lebih kecil dari yang dialokasikan.

Sedangkan CDP untuk Pemprov Sulteng yang dialokasikan sebanyak 200 ton, sama sekali belum disalurkan dan masih tersimpan di gudang Bulog.

"Bulog hanya menyediakan stok. Soal penyaluran sepenuhnya menjadi kewenangan dari Pemprov dan Pemkab/Pemkot masing-masing," kata Amir.

Sepanjang belum ada permintaan dari Pemprov, Pemkab dan Pemkot, Bulog tidak berhak untuk mengeluarkan beras CDP tersebut dari gudang.

"Semua tergantung dari pemerintah daerah. Begitu ada permintaan, Bulog segera menyiapkan stok sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan," katanya.

Untuk itu, Bulog terus berupaya menjaga ketahanan stok beras di gudang agar tetap tersedia dalam jumlah memadai.

Selain menyiapkan beras CDP untuk bencana alam, Bulog juga melayani permintaan pasar komersial. Semua stok beras yang ada di Bulog merupakan hasil pembelian kepada petani.

Mengenai mutu beras Bulog, Amir mengatakan kualitasnya sesuai dengan mutu beras yang dijual di pasar, sebab Bulog tidak lagi membeli beras kualitas medium seperti yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya.

Sekarang ini, Bulog hanya membeli beras petani dengan kualitas premium dan disesuaikan dengan harga pembelian pemerintah. Sedangkan total stok beras Bulog Sulteng saat ini mencapai 9.500 ton.

Pewarta: Anas Masa
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020