Jakarta (ANTARA News) - Warga Indonesia yang berada di kota-kota besar di luar negeri seperti Helsinki, Abu Dhabi dan Nurnbrg, maupun di dalam negeri seperti Jakarta dan Solo meluapkan kegembiraan mereka pada Jumat (2/10) dengan mengenakan baju batik.
Bundaran Monumen Havis Amanda, Helsinki, misalnya, menjadi pusat perayaan kegembiraan masyarakat Indonesia di Finlandia untuk menyambut pengakuan UNESCO atas batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Begitu juga masyarakat Indonesia yang berdomisili di Nurnberg, Jerman. Spanduk yang ertuliskan "Herzlichen Glueckwunsch BATIK zur Anerkennung am 2.10.2009 als indonesisches Welt-Kulturerbe von der UNESCO" (Selamat atas dikukuhkannya Batik Indonesia sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009) diarak di sepanjang pusat kota itu.
Lain lagi di Praha, Ceko. Berbagai motif dan corak kain batik Yogyakarta dan Pesisiran dipamerkan selama dua bulan mulai 2 Oktober hingga 30 November di Java Cafe.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengenakan batik telah mendeklarasikan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
UNESCO mengakui Batik Indonesia dengan memasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Takbenda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah (Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya Tak-Benda di Abu Dhabi, pada 2 Oktober 2009.
Dubes Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab (UAE) M. Wahid Supriyadi yang mengenakan batik turut serta menghadiri sidang yang bersejarah tersebut.
Bersama dengan Batik Indonesia, badan PBB itu telah menerima 111 nominasi elemen budaya dari 35 negara, dan hanya 76 yang diakui dan dimasukkan dalam daftar tersebut.
Sebelumnya pada tahun 2003 dan 2005, UNESCO telah mengakui Wayang dan Keris sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Takbenda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity) dan telah dimasukkan ke dalam Representative List pada tahun 2008.
Masuknya Batik Indonesia dalam dafatar merupakan pengakuan internasional terhadap salah satu mata budaya Indonesia, yang diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat harkat para pengrajin batik serta mendukung usaha peningkatan kesejahteraan rakyat.
Meskipun negara lain juga mempunyai batik, namun dengan inskripsi oleh UNESCO ini secara langsung dunia internasional mengakui Batik Indonesia sebagai identitas rakyat Indonesia. Untuk itu, Batik Indonesia akan dilindungi oleh semua pihak terkait baik di dalam negeri maupun di dunia internasional melalui UNESCO.
Upaya agar Batik Indonesia diakui UNESCO ini melibatkan para pemangku kepentingan terkait dengan batik, baik dari pemerintah, para pengrajin, pakar, asosiasi pengusaha, yayasan/lembaga batik maupun masyarakat luas dalam penyusunan dokumen nominasi.
Perwakilan RI di negara-negara anggota Tim Juri (Subsidiary Body), yaitu di UAE, Turki, Estonia, Meksiko, Kenya dan Korea Selatan serta UNESCO-Paris, turut memegang peranan penting dalam melakukan lobi kepada para anggota tim itu sehingga mereka lebih seksama dalam mempelajari dokumen nominasi Batik Indonesia.
Bahkan, UNESCO mencatat Batik Indonesia dan satu usulan lain dari Spanyol sebagai dokumen nominasi terbaik dan dapat dijadikan contoh dalam proses nominasi mata budaya tak-benda di masa mendatang.
Upaya ini merupakan bentuk komitmen bagi Indonesia sebagai negara pihak Konvensi UNESCO tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda, yang telah berlaku sejak 2003 dan diratifikasi oleh 114 negara (Indonesia meratifikasinya tahun 2007).
Konvensi dimaksud menekankan perlunya perlindungan terhadap warisan budaya takbenda, antara lain tradisi bertutur dan berekspresi, ritual dan festival, kerajinan tangan, musik, tarian, pagelaran seni tradisional, dan kuliner.
Warisan yang masih hidup dan diturunkan dari generasi ke generasi ini memberikan identitas tersendiri dan keberlangsungan bagi komunitas/kelompok masyarakat, dan dianggap sebagai upaya untuk menghormati keanekaragaman budaya dan kreatifitas manusia.
UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal.
Bayi digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup kain batik dengan motif tertentu. Pakaian dengan corak sehari-hari dipakai secara rutin dalam kegiatan bisnis dan akademis.
Sementara itu berbagai corak lainnya dipakai dalam upacara pernikahan, kehamilan, juga dalam wayang dan berbagai penampilan kesenian. Kain batik bahkan memainkan peran utama dalam kegiatan ritual tertentu.
Corak Batik Indonesia menandakan adanya berbagai pengaruh dari luar mulai dari kaligrafi Arab, burung phoenix dari China, bunga cherry dari Jepang sampai burung merak dari India atau Persia.
Batik terkait dengan identitas budaya rakyat Indonesia dan melalui berbagai arti simbolik dari warna dan corak mengekspresikan kreativitas dan spiritual rakyat Indonesia.
Dalam menyiapkan nominasi, para pihak terkait telah melakukan berbagai aktivitas, termasuk melakukan penelitian di lapangan, pengkajian, seminar, dan sebagainya untuk mendiskusikan isi dokumen dan memperkaya informasi secara bebas dan terbuka. Di samping itu, pemerintah telah memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Inventaris Mata Budaya Indonesia.
UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Representative List karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia; memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya takbenda pada saat ini dan di masa mendatang.
Selanjutnya seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah melakukan langkah-langkah secara berkesinambungan untuk melakukan perlindungan termasuk peningkatan kesadaran dan pengembangan kapasitas termasuk aktivitas pendidikan dan pelatihan.
Selain itu, UNESCO juga telah menetapkan Diklat Budaya Batik Indonesia untuk siswa sekolah bekerja sama dengan Museum Batik di Pekalongan dalam kategori ?Best Practices?, dan hanya tiga negara/kelompok negara yang masuk dalam kategori ini yaitu Spanyol dan negara-negara Amerika Tengah seperti Bolivia, Chile dan Peru.
Dengan pengakuan best practices ini, UNESCO berkewajiban pula untuk mempromosikan cara Indonesia dalam melestarikan warisan budaya tak benda kepada negara-negara anggota. Atas pencapaian Indonesia, beberapa negara peserta menyampaikan apresiasinya terhadap Indonesia dan berharap apa yang dilakukan oleh Indonesia dapat ditularkan ke negara-negara anggota.
Dengan demikian, selain Batik, Indonesia telah berhasil memasukkan dua warisan budaya lainnya ke dalam Daftar Inventaris Budaya Tak Benda Warisan Manusia yaitu Wayang dan Keris. Saat ini Indonesia juga sudah mengajukan angklung untuk masuk dalam daftar inventaris berikutnya yang akan dibahas tahun depan.
Menyusul keputusan UNESCO itu, permintaan kain batik di pasar Kota Solo terus naik menyusul dikukuhkannya batik
"Dengan pengukuhan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia jelas memberikan dampak yang baik bagi industri batik di Indonesia, tetapi juga perlu diikuti gerakan-gerakan lain yang sifatnya mendukung keberadaan batik itu sendiri," kata Bambang Slameto, pemilik PT Batik Merak Manis Solo.
Sejak adanya berita bahwa batik Indonesia ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, permintaan batik di pasar terus meningkat. "Di perusahaan kami ada kenaikan permintaan sampai 60 persen. Taflak meja batik misalnya, setiap hari biasanya hanya laku 2.000 lembar kini naik menjadi 5.000 lembar. Begitu juga untuk jenis lainnya seperti pakaian dan sprei," ujarnya.
Para karyawan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Banten, menggunakan pakaian batik Baduy yang didominasi motif hitam dan biru setelah pengakuan Unesco itu.
Penggunaan batik Baduy dan batik-batik dari daerah-daerah lain di Indonesia merupakan promosi kecintaan produk lokal. Dengan mengenakan batik, kaum pria tampak gagah dan kaum wanita terlihat cantik mempesona. (*)
Oleh Mohammad Anthoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009