Copenhagen (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Sabtu, mengatakan para perunding hanya memiliki waktu 10 hari untuk mencapai kesepakatan mengenai iklim global dan semua pemerintah tak boleh terhalang oleh masalah dalam negeri.
PBB berharap dapat mempersatukan 190 pemerintah pada awal Desember di Copenhagen untuk menyepakati persetujuan mengenai buangan gas rumah kaca untuk mengganti Protokol Kyoto, yang habis masa berlakukan pada 2012.
"Hanya tersisa 10 hari perundingan sampai kami pergi ke Copenhagen," kata Ban seperti dilaporkan Reuters. Ia merujuk kepada hari yang tersisa --28 September sampai 9 Oktober-- bagi pembicaraan iklim yang sedang berlangsung di ibukota Thailand, Bankok, dan ke pertemuan 2-6 November di Barcelona.
"Dalam waktu 10 hari kami harus memutuskan apa yang perlu dilakukan bagi masa depan kita," katanya dalam satu pidato di Copenhagen Univeristy.
"Kami belum sampai ke sana. Masih banyak yang harus dilakukan dan tak banyak waktu yang tersisa," kata Ban selama kunjungan ke ibukota Denmark untuk bertemu dengan para pejabat negeri tersebut dan berbicara dengan satu Kongres Olimpiade.
Ban mengatakan satu usul untuk menyelenggarakan pembicaraan tambahan pada November mengenai pendanaan bagi kesepakatan iklim masih sedang dipertimbangkan.
"Saya melihat ada nilai dan kepentingan mengenai pelaksanaan jenis upaya tekanan terakhir itu," katanya. "Namun kami pertama-tama harus melihat bagaimana hasil semua perundingan di Bangkok ini."
Ban mengatakan tanggung jawab untuk mencapai kesepakatan berada pada semua pemerintah yang menghadapi tantangan dalam negeri.
"Sekarang bukan waktunya untuk memperhatikan tantangan dalam negeri, kita harus melihat tantangan global yang akan berdampak pada seluruh dunia," kata Sekretaris Jenderal dari Korea Selatan tersebut.
Ban mengatakan keberhasilan tergantung atas Amerika Serikat, kendati ia mengakui bahwa Presiden AS Barack Obama mungkin menghadapi kesulitan untuk menggolkan peraturan yang diperlukan tepat pada waktunya bagi pertemuan Copenhagen pada Desember.
"Benar, suatu kenyataan hidup, bahwa tanpa kesertaan AS, kesepakatan ini tak dapat terlaksana," kata Ban, ketika ditanya apakah dunia mesti melakukannya kalau Amerika Serikat tak bergabung.
Amerika Serikat tak mau menandatangani Protokol Kyoto ketika kesepakatan itu disahkan pada 1997, tapi Ban mengatakan sekali ini semua negara, "tanpa terkecuali", mesti bergabung. "Kita harus memiliki persetujuan menyeluruh," katanya.
"Sekarang kelihatannya mungkin sulit bagi Presiden Obama untuk tampil dengan wewenang kuat (ke Copenhagen) karena rancangan ini masih berada di Senat."
"Mereka mungkin tak dapat melakukan itu paling lambat akhir tahun ini, tapi itu telah perlu memberi Amerika Serikat alasan untuk tidak melakukannya," kata Ban.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009