Teheran (ANTARA News/AFP) - Ketua pengamat nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Mohamed El Baradei Sabtu malam tiba di Teheran, kata seorang pejabat Organisasi Tenaga Atom Iran.
"Dia akan tiba Sabtu petang di Teheran," kata pejabat itu, yang menolak menyebut namanya ketika berbicara dengan AFP.
Di Jenewa, Kamis, Iran setuju memberi PBB akses ke instalasi nuklir barunya pada pembicaraan dengan negara besar internasional yang meliputi kontak tingkat tertingginya dengan Amerika Serikat dalam tiga dasawarsa, kata beberapa pejabat.
Utusan negara Barat, yang telah mengancam sanksi baru atas sesuatu yang mereka curigai sebagai program pembuatan bom, menyampaikan optimisme terselubung kehati-hatian mengenai perundingan Jenewa. Kedua pihak sepakat bertemu lagi bulan ini, kata beberapa pejabat itu.
Namun di Washington Presiden AS Barack Obama menyeru Iran agar melakukan tindakan "konstruktif" setelah pembicaraan itu dan memperingatkan Washington siap melakukan tekanan kalau Iran menggunakan taktik mengulur waktu.
Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki juga menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "konstruktif" tapi kembali membela hak "absolut" negerinya bagi pengayaan uranium.
Perunding senior Iran Saeed Jalili bertemu dengan utusan senior dari Amerika Serikat, Rusia, Inggris, China, Prancis dan Jerman, yang dikenal sebagai mitra P5-plus-1 di satu vila yang menghadap ke Danau Jenewa.
Jalili dan utusan AS William Burns juga menyelenggarakan pembicaraan tingkat tertinggi negara mereka dalam 30 tahun. Mereka membahas percekcokan nuklir yang kian tegang dan hak asasi manusia, kata beberapa pejabat AS.
Iran, yang membantah negara tersebut sedang berusaha membuat bom nuklir, menyatakan akan mengizinkan pemeriksa nuklir PBB mengunjungi instalasi baru pengayaan uranium di kota suci Qom, barangkali dalam waktu dua pekan, kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Javier Solana.
Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) belakangan mengumumkan mantan pemimpinnya Mohamed ElBaradaei telah diundang untuk berkunjung ke Iran segera.
Akses ke tempat itu telah menjadi salah satu tuntutan utama dari negara besar dunia sejak keberadaan instalasi tersebut diungkapkan pekan lalu, sehingga menyulut kecurigaan bahwa Iran menyembunyikan program senjata nuklir.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009