Karimun, Kepri (ANTARA News) - Lambannya proses evakuasi mengakibatkan bau anyir mayat merebak di sejumlah bangunan bertingkat yang rubuh pascagempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (30/9) sore.

Hal itu diungkapkan, Dani, perantau Sumbar di Karimun yang sedang berlibur di kampung halamannya, Padang, Sabtu malam.

Dalam pesan singkatnya (sms), Dani mengatakan, bau anyir mayat itu mulai merebak dari bangunan Pasar Inpres, tempat penjualan sayur mayur di Pasar Raya Padang yang berlokasi di belakang kantor walikota.

Dia menduga terdapat sekitar 60 orang yang masih terperangkap dalam reruntuhan bangunan pasar itu dan belum tersentuh proses evakuasi.

"Bangunan itu juga terbakar pascaguncangan gempa dan api terus menyala hingga esok harinya," kata dia.

Dia juga mengatakan kemungkinan korban jiwa bertambah akibat lambannya proses evakuasi tersebut.

Terutama pada korban hidup yang terjepit reruntuhan yang akhirnya meninggal dunia karena kehabisan darah.

"Kami berharap proses evakuasi segera dilakukan, terutama untuk mencari korban yang selamat," imbuh Dani yang mengaku terpaksa mengungsikan keluarganya ke Pekanbaru pascagempa yang meluluhlantakkan daerah tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009