Buenos Aires (ANTARA News/AFP) - Seorang jaksa Argentina Jumat mengajukan imbauan ke pengadilan agar menahan mantan presiden Carlos Menem, berkaitan dengan dugaan membantu menghalangi penyelidikan satu serangan mematikan pada 1994 di satu gedung perumahan Yahudi.

Pada saat sebagai senator, Menem, 79 tahun, memiliki kekebalan hukum dan akan ditahan, semula akan dimakzulkan oleh legislatif.

Jaksa Alberto Nisman, yang menyelidiki serangan atas Perhimpunan Yahudi Argentina (AMIA) yang menewaskan 85 orang dan mencederai 300 lainnya, juga memohon penahanan saudara mantan presiden itu, Munir Menem, dan bekas kepala dinas intelijen Hugo Anzorregui.

Nisman juga mengimbau bagi penahanan George Parker, mantan kepala satuan anti-terorisme, dan hakim federal Juan Jose Galeano, yang mengawasi penyelidikan serangan selama 10 tahun namun kasusnya dihentikan pada 2004 karena ketidak-beresan.

Menem dan mantan pejabatnya Kamis dituntut oleh Hakim Ariel Lijo berkaitan dengan tuduhan mereka menyembunyikan dan merusak barang bukti yang berkaitan dengan serangan 18 Juli 1994. Namun hakim tidak memerintahkan penahanan tersangka.

Buenos Aires menuduh Iran mendalangi peledakan bom mobil itu, dan menggunakan kelompok garis keras Libanon, Hizbullah, untuk pelaksanaannya.

Pihak Interpol telah mengeluarkan `catatan merah` atas permintaan Argentina dalam upaya mengekstradisi warga Libanon dan lima warga Iran, termasuk Ahmad Vahidi.

Vahidi kini adalah menteri pertahanan Iran, yang sebelumnya adalah ketua Al Quds, perwakilan Korps Pengawal Revolusi Iran yang beroperasi di luar negeri.

Menem, seseorang yang bersemangat namun juga tokoh yang populer, mendapati bintangnya mulai suram di tengah berbagai skandal korupsi dan salah-kelola ekonomi.

Mantan presiden itu saat ini menghadapi beberapa tuduhan dalam kasus terpisah, yang melibatkan peranannya dalam rencana penyelundupan senjata ke Kroasia dan Ekuador, pada saat kedua negara itu terlibat dalam perang pada tahun 1990-an.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009