Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia menetapkan status tanggap darurat di Sumatra Barat (Sumbar) selama dua bulan menyusul bencana alam gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) yang memporakporandakan Padang dan sekitarnya.
Di Bandung, Sabtu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI Hatta Rajasa menyebutkan, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan peninjauan secara langsung ke Padang, beliau menetapkan status tanggap darurat di Sumbar.
"Kita baru pulang kemarin (Jumat, red), dan sudah tinjau lokasi di sana. Status tanggap darurat ini akan diberlakukan selama dua bulan ke depan," katanya kepada wartawan.
Menurutnya, saat ini semua bantuan bagi korban gempa dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah, sudah tersalurkan dengan baik. Mudah-mudahan bantuan tersebut sangat bermanfaat dan tepat sasaran.
Ia menjelaskan, kini yang diprioritaskan pemerintah adalah mencari korban-korban yang masih hilang dan tertimbun di reruntuhan gedung-gedung dan pertokoan. Baik itu masih hidup, atau pun sudah meninggal.
"Yang pertama dan prioritas tetap melakukan evakuasi korban-korban yang masih hilang dan tertimbun di reruntuhan gedung," ujarnya.
Ia mengungkapkan, sejauh ini tim evakuasi masih terus mencari korban hilang. Di samping itu, pemulihan kondisi Sumbar pascagempa pun terus dilakukan, terutama kondisi psikologis masyarakat.
Disinggung warga Sumbar masih panik, karena disinyalir akan terjadi gempa susulan yang kekuatannya lebih besar dibantah Mensesneg. Menurutnya, warga sudah diberikan informasi bahwa tidak akan ada gempa susulan. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009