Kerinci, Jambi (ANTARA News) - Para wartawan dan koresponden media cetak dan elektronik yang meliput bencana alam gempa bumi di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi kesulitan mengakses jaringan internet dan selular untuk mengirimkan laporan beritanya ke redaksi masing-masing.

"Kalau pun tersambung proses pengirimannya lama sekali, terutama akses mengirim gambar dan teks. Saya saja kemarin (Jumat, 2/10) mengirim gambar dari warnet di sini sejak pukul 16:00 hingga 21:00 WIB belum terkirim," kata Rijal, Koresponden Metro TV di Sungai Penuh, Kab. Kerinci, Sabtu.

Padahal, katanya, redaksi mereka di Jakarta terus menunggu laporan bencana gempa berkekuatan 7,0 skala richter (SR) yang melanda empat kecamatan di kabupaten yang berada di dataran tinggi atau berjarak 419 Km dari arah barat Kota Jambi itu pada Kamis (1/10) pukul 08:00 WIB.

Hal senada juga diungkapkan Kameraman TPI, Budi S, untuk mengirim gambar dan teks berita agar bencana gempa bumi dahsyat melanda Kerinci dan menewaskan tiga orang serta 1.100 unit bangunan rumah mengalami rusak berat, sedang, dan ringan perlu cepat ditayangkan secara nasional agar diketahui masyarakat luas.

Sejumlah wartawan media cetak terbitan lokal dan Jakarta pascagempa juga mengeluhkan hal yang sama.

"Yang membuat saya stres pada Jumat (2/10) selain terlambat mengirim laporan akibat ---blank spotnya--- akses internet juga aliran listrik di sini bolak balik mati. Bayangkan setelah selesai membuat berita, dan tinggal kirim listrik mendadak mati," ungkap Zul, wartawan dari salah media pusat sambil bercanda di lapangan. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009