Berdasarkan pemantauan di lapangan, Sabtu, para pengunjung yang memadati beberapa lokasi sasaran gempa itu, selain para orang dewasa membawa keluarga, juga anak-anak remaja dari Kota Sungai Penuh, tertama sebuah Masjid Raya Jabal Nur di Desa Lolo Gedang, Kecamatan Gunung Raya, pemkab Kerinci.
Desa lolo Gedang salah satu korban terparah bencana gempa dari empat desa dalam kecamatan itu, sejak sore kemarin, Jumat (2/10) di padati ratusan kendaraan roda dua dan empat, sehingga menylitkan petugas dan pemberi bantuan masuk ke posko setempat.
Ketua posko Desa Lolo Gedang Hakim, mengakui, akibat jalan utama desa dipadati pengunjung, maka para pemberii bantuan sulit menembus masuk ke posko, sedangkan bantuan itu diangkut menggunakan kendaraan besar.
"Panitia sudah menyediakan lokasi parkir para pengunjung tersebut, tapi masih banyak yang langsung membawa kendaraan dan parkir di depan masjid yang rusak total itu," katanya.
Sementara didepan masjid tersebut juga terdapat puluhan tenda pengungsian korban gempa yang rumahnya rusak total dan rusak berat akibat guncangan gempa dua hari lalu, apabila lokasi itu dipadati kendaraan roda dua pengunjung keluarga yang tinggal di bawah tendah tersebut juga terganggu.
"Kami mohon kepada petugas keamanan agar kendaraanpengunjung tidak memadati jalan menuju posko dan masjid rusak total yang lokasinya bersebelahan," pintanya.
Santi dan Rama pasangan remaja dari kota Sungai Penuh saat berpose bersama di dalam masjid raya itu, mengatakan, foto dan rekaman vedio di lokasi masjid itu akan dijadikan dekomen pribadi sampai kakek nenek nanti, karena bencana gempa tersebut boleh dibilang rutin mengguncang wilayah itu, dengan pemandangan dan lokasi berbeda-beda.
Selian itu, tambahnya, masalah bencana ini juga kadangkala masuk dalam materi pelajaran di sekolah dan bahkan ujian, untuk itu banyak manfaatnya mengambil dari suatu dekumen.
Stagas mahasiswa dari perguruan tinggi setempat, terlihat aktif dalam mengatur lokasi parkir pengunjung, namun akibat banyaknya serbuan warga yang ingin melihat langsung lokasi musibah itu, maka tenaga sukarela itu kewalahan.
"Kami tak mampu mengatur dan mengendalikan kendaraan pengunjung tersebut, sedanngkan petugas berwajib sibuk dalam membantu membersihakan rumah korban," kata Ramli dari fakultas ilmu ekonomi setempat.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009