Berdasarkan data UNHCR, Indonesia menampung 13.500 pengungsi dari 49 negara.

Jakarta (ANTARA) - Anak-anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas antusias mengikuti kegiatan belajar di tengah pandemi COVID-19.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekolah Pusat Pembelajaran untuk Pengungsi (Refugee Learning Center/RLC) di Cisarua, Bogor, Sikandar Ali Haidari dalam seminar virtual "Belajar dari Pengungsi dalam merespons COVID-19", Jumat.

"Anak-anak antusias dalam mengikuti kegiatan belajar maupun kelas musik maupun bahasa Inggris yang diadakan oleh Refugee Learning Center/RLC," ujar Sikandar Ali Haidari.

Di tengah keterbatasan yang ada tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk mengisi dengan kegiatan yang produktif.

Baca juga: Selama pandemi, Sisterhood gelar kelas daring untuk pengungsi

Kegiatan utama adalah belajar mengajar dan jumlah murid sekitar 300 orang.

RLC, lanjut Ali Haidari, juga berusaha menghilangkan beban pikiran mereka dengan mengatur berbagai kegiatan sosial.

Dalam 2 tahun terakhir, ada dua konser yang sudah digelar.

Ali Haidari mengatakan bahwa Pusat Pembelajaran Pengungsi menyediakan fasilitas untuk lokakarya dan pelatihan yang diadakan oleh para pemangku kepentingan yang beragam.

"Pusat pembelajaran bersifat informal, kami mempersiapkan mereka untuk masuk perguruan tinggi. Sayangnya kita tidak bisa masuk universitas di Indonesia," katanya.

Selama pandemi COVID-19, pusat pembelajaran menyediakan makanan higienis untuk para pengungsi.

Baca juga: Palang Merah khawatir virus corona menyebar di kamp pengungsi Somalia

"Para pengungsi memiliki tantangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena adanya pandemi COVID-19. Mereka takut terkena COVID-19, apalagi para pengungsi tidak memiliki akses kesehatan dari pemerintah Indonesia," ujar dia.

Mengingat akses yang terbatas itu, para pengungsi akhirnya memilih untuk diam di tempat tinggal mereka masing-masing.

"Untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, kami bekerja sama dengan para donatur untuk memenuhi kebutuhan mereka, seperti penyediaan masker, pembersih tangan, sembako, dan sebagainya," ujar Ali Haidari.

Ali mengharapkan kehadiran Refugee Learning Center/RLC dapat memberikan harapan bagi komunitas pengungsi di situasi yang sulit ini.

Baca juga: Ketahanan pengungsi di tengah pandemi jadi perhatian UNHCR Indonesia

Berdasarkan data UNHCR, Indonesia menampung 13.500 pengungsi dari 49 negara. 28 persen dari jumlah total orang yang terdaftar di UNHCR Indonesia adalah anak-anak.

Hingga akhir Maret 2020, kebanyakan pengungsi di Indonesia datang dari Afghanistan (56 persen), Somalia (10 persen), dan Irak (6 persen).

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020