Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Alfan Alfian mengatakan, iklan klaim dukungan dari ketua DPD Golkar I dan II di media cetak terhadap kandidat ketua umum Partai Golkar Surya Paloh akan menjadi "kontraproduktif" karena belum tentu dukungan yang diiklankan akan memilih yang bersangkutan pada Munas Golkar di Pekanbaru, 4-8 Oktober mendatang.

Alfan mengemukakan hal itu dalam diskusi tentang Figur Pemimpin Golkar (2009-2014) yang diadakan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) di Jakarta, Jumat sore, yang juga menghadirkan pembiacara pengamat politik dari LIPI Syamsudin Haris dan aktivis ormas kepemudaan Ahmad Doli Kurnia.

Menurut Alfan, kontraproduktif dari klaim dukungan tersebut juga terlihat terdapat sejumlah pihak yang membantahnya serta iklan klaim dukungan akan dapat menstatiskan dinamika politik yang berkembang menjelang Munas Golkar.

Kendati demikian, Direktur Akbar Institute itu mengingatkan agar persaingan antar kandidat Ketum Golkar Aburizal Bakrie (ical), Surya Paloh dan Tommy Soeharto tetap mengedepakan sikap "fair play", dan bersedia menerima kekalahan dan kemenangan, serta menjauhkan cara kekerasan untuk mencapai kemenangan.

Aktivis ormas kepemudaan Ahmad Doli Kurnia mengatakan, para kandidat ketum Golkar tidak hanya menyampaikan iklan klaim dukungan, tetapi mengedepankan visi dan misi serta programnya yang baru jika terpilih nanti sehingga ketum Golkar akan diterima rakyat bawah dan dapat menangkan Pemilu 2014.

Menurut Doli, baru kandidat Aburizal Bakrie yang secara terbuka menyampikan visi dan misi serta program yang jelas jika terpilih ketum Golkar, antara lain ia tidak bersedia duduk di pemerintahan, meningkatkan konsolidasi hingga pengurus desa/kelurahan dan langkah-langkah memenangkan Pemilu 2014.

Sementara itu, pengamat politi dari Lembaga Ilmu Pengatahaun Indonesia (LIPI) Syamsudin Haris menilai iklan klaim dukungan dari kandidat ketum Golkar justru akan meningkatkan nilai jual bagi bagi pendukung pemilih yaitu ketua DPD I dan II golar serta nilai jual bagi kandidat itu sendiri.

Kendati demikian, dia mengingatkan Golkar memiliki tantangan yang berat karena selama 2004-2009, mengalami tiga kekalahakan, yaitu kalah dalam Pemilu legislatif 2009, Pilpres 2009 dan kalahk dalam pilkada yang hanya meraih 35 persen dari 60 persen untuk jabatan gubernur, bupati/walikota se-Indonesia.

Syamsudin mengatakan, ketua umum Golkar mendatang harus memiliki visi dan misi serta program yang berbeda dengan partai lain dan menyentuh masyarakat bawah pedesaan, sehingga Golkar akan dapat memenangkan Pemilu 2014.

Sebelumnya, Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP), Sunarto Ciptoharjono, mengatakan bahwa kandidat Ketua Umum Golkar Surya Paloh berpotensi terpilih menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin itu, karena memiliki dukungan secara riil disertai tanda tangan bermaterai dari sekira 60 persen pengurus DPD I
PG dan DPD II PG.

"Dukungan kepada Surya Paloh terlihat jelas dalam iklan di belasan media cetak (1/10) yang didukung 369 dukungan ketua DPD I PG dan DPD II PG se-Indonesia tau mencapai 60 persen dari total 535 suara pada Munas PG, di Pekanbaru, 4-8 Oktober 2009," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009