Pelemahan rupiah terlihat anomali dibandingkan harga aset-aset berisiko Asia yang menguat hari ini. Tapi pelemahan juga tidak besar

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan terkoreksi di tengah penguatan mata uang regional.

Rupiah Jumat sore ditutup melemah 22 poin atau 0,16 persen menjadi Rp14.100 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.078 per dolar AS.

"Pelemahan rupiah terlihat anomali dibandingkan harga aset-aset berisiko Asia yang menguat hari ini. Tapi pelemahan juga tidak besar," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Menurut Ariston, ada kemungkinan pasar masih mengkhawatirkan kasus positif COVID-19 yang masih meninggi di Indonesia.

"Atau mungkin cuma aksi teknikal biasa karena pergerakan rupiah sedang konsolidasi," ujar Ariston.

Untuk pekan depan, lanjut Ariston, mata uang garuda masih ada potensi untuk kembali menguat.

"Pembukaan kembali ekonomi dan aksi stimulus bank sentral masih menjadi sentimen positif aset berisiko," katanya.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.063 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.063 per dolar AS hingga Rp14.179 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.242 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.186 per dolar AS.

Baca juga: BI prediksi neraca perdagangan Mei 2020 surplus signifikan

Baca juga: Gubernur BI optimistis nilai tukar rupiah semakin menguat

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020