Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla memperkirakan biaya untuk rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa di Sumatera Barat bisa mencapai tiga sampai dengan empat triliun rupiah.

"Saya sudah perintahkan Bappenas untuk mendata, saya kira biaya untuk rehabilitasi dan rekonstruksinya akan sangat besar hingga mencapai tiga sampai dengan empat triliun rupiah," kata Wapres M Jusuf Kalla usai shalat Jumat di masjid Istiqlal, Jakarta.

Sebelumnya pemerintah telah menganggarkan dana Rp100 miliar untuk tanggap darurat.

Menurut Wapres, dana Rp100 miliar tersebut khusus dipersiapkan untuk masa tanggap darurat yakni pengadaan bahan makanan, obat-obatan dan keperluan mendesak lainnya.

Sementara itu untuk tahap selanjutnya, tambah Wapres yakni masa rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan waktu yang lebih lama dan dana yang besar.

"Nanti begitu tahap rehabilitasi dan rekostruksi harus segera dibangun jalan-jalan dan jembatan dan sebagainya, termasuk kerugian ekonomi yang ditimbulkan," kata Wapres.

Namun Wapres mengakui bahwa sampai saat ini belum ada data yang valid mengenai berapa panjang jalan, jumlah jembatan dan infrastruktur lainnya yang rusak, termasuk gedung-gedung pemerintah dan rumah warga.

Ketika ditanya apakan rehabilitasi dan rekonstruksi Sumbar akan mencontoh pola penanganan tsunami di Aceh atau penanganan gempa di Yogyakarta, Wapres mengatakan kemungkinan akan lebih seperti penanganan di Yogyakarta.

"Mungkin lebih ke pola penanganan gempa Yogyakarta. Kalau di Aceh itu pemerintah daerah lumpuh karena juga jadi korban. Di Padang pemda tetap bisa jalan dengan dibantu pemerintah pusat," kata Wapres.

Namun Wapres belum bisa memastikan akan seperti apa bentuknya karena saat ini masih dalam masa tanggap darurat.

Wapres memahami juga bahwa dalam satu dua hari ini belum bisa didapatkan data yang akurat mengenai berapa banyak korban maupun kerusakan.

Biasanya, tambah Wapres, setelah dua minggu baru ada data yang valid mengenai hal tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009