"Delegasi Malaysia yang belum menjadi delegasi resmi di UNESCO datang ke Abu Dhabi dan memberi selamat setelah batik dikukuhkan sebagai warisan budaya Indonesia," kata mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik sesaat setelah dilantik menjadi anggota MPR RI di Gedung Nusantara Senayan, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, dirinya secara khusus mendapatkan informasi tersebut dari delegasi Indonesia yang dipimpin pejabat dari Direktorat Nilai Budaya Seni dan Film Depbudpar.
Jumat pagi ini, UNESCO dilaporkan telah mengetuk palu pengukuhan batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
"UNESCO dengan 114 negara delegasinya sudah mengetuk palu pengukuhan batik," katanya.
Soal ucapan selamat dari delegasi Malaysia, ia secara pribadi menyatakan gembira dan bangga.
Jero Wacik mengaku akan terus melanjutkan perjuangannya dalam hal pariwisata dan budaya meskipun tidak lagi menjabat sebagai menteri nantinya.
"Kita harus tetap berjuang, di manapun tempatnya termasuk memperjuangkan batik ini," katanya.
Ia secara khusus mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan batik dalam berbagai kesempatan.
Selain batik, Wacik mengaku akan terus mengawal sejumlah karya budaya masterpiece (karya agung) asal Indonesia untuk juga dikukuhkan di UNESCO.
"Selain batik, sekarang kita sedang memroses angklung dan gamelan," katanya.
Keris telah lebih dulu dikukuhkan UNESCO pada 2005 dan wayang pun demikian pada 2003.
"Kita akan pilih karya yang menasional dan mendaftarkannya ke UNESCO," katanya.
Namun, ia menegaskan bangsa Indonesia harus juga mengapresiasi karya-karya tersebut.
Rencananya, Jumat malam (2/10) pemerintah akan mendeklarasikan secara resmi pengukuhan batik oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Kita harus menunjukkan diri sebagai bangsa yang besar dan bermartabat. Akan tetapi, kita tidak lantas menganggap angin lalu dengan pengakuan dari UNESCO ini, namun kita juga harus ikut melestarikannya, sebagai bukti kecintaan dan perlindungan kita terhadap batik indonesia.
Kalau tak ada, yah lebih baik diam daripada memberi komen berbentuk sampah.
Dapat pengiktirafan dari UNESCO bukan berarti Malaysia tidak boleh patenkan batik...itu fakta.
Jadi apa faedah dan nilai ekonomisnya?