Jambi (ANTARA News) - Gempa bumi tektonik berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) yang menggoncang Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Kamis pukul 08.52 WIB di 46 Km tenggara Sungaipenuh, di kedalaman 10 Km, merusak lebih dari seribu rumah warga di sejumlah desa di daerah itu.
Hingga pukul 16.45 WIB, data korban dan kerusakan terus bertambah, sedikitnya telah terdata ada 1.100 rumah warga yang rusak berat dan ringan akibat gempa di Kerinci yang berjarak sekitar 410 Km dari Kota Jambi itu, kata Kabag Humas Pemkab Kerinci, Amir Syam yang dihubungi di Kerinci, Kamis.
"Data sementara ada 1.100 rumah yang rusak berat dan ringan, pendataan masih terus dilakukan, dan bupati bersama unsur Muspida masih meninjau sejumlah lokasi yang mengalami kerusakan," katanya.
Rumah-rumah yang rusak itu tersebar di 16 desa di Kecamatan Gunung Raya yang merupakan daerah terparah akibat gempa yang kejadiannya hanya selang beberapa jam dengan gempa di Pariaman, Sumbar berkekuatan 7,6 SR.
Amir Syam menjelaskan, rinciannya 600 rumah mengalami rusak berat, sedangkan 500 lainnya rusak ringan, selain itu sejumlah sarana ibadah juga masih mengalami kerusakan, di antaranya 16 masjid, 15 gedung SD, tiga gedung SMP dan dua gedung SMA.
Umumnya rumah beton yang berada di wilayah tersebut ambruk beserta atapnya, sementara yang mengalami kerusakan ringan berupa keretakan pada dinding-dindingnya.
Desa yang mengalami kerusakan parah antara lain, Desa Lempur Tengah, Lempur Mudik, Lolo Gedang, Lolo Kecik, Tanjung Syam, Selampaung, Talang Kemuning, Sungai Hangat.
Berdasarkan laporan sementara, satu orang dilaporkan meninggal akibat serangan jantung, sedangkan korban luka berat berjumlah 25 orang, luka ringan enam orang dan tujuh orang mengalami patah tulang.
Korban luka ini dirawat di tenda-tenda darurat yang berada di sekitar pemukiman warga, sedangkan yang mengalami luka parah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kerinci.
Di RSUD Kerinci pun banyak pasien dirawat di tenda yang berada di luar gedung rumah sakit, lantaran takut berada di dalam ruangan, Mereka khawatir terjadi gempa susulan. Sejumlah warga di Kecamatan Gunung Raya dan juga kecamatan lainnya juga memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Sebagian warga juga ada yang membuat sendiri tenda darurat di tepi-tepi jalan sekitar rumah mereka. Tak sedikit juga yang mengungsi di lapangan Gunung Raya untuk menyelamatkan diri bersama anggota keluarga masing-masing.
Kapolres Kerinci AKBP Drs Sumirat ketika dihubungi dari Jambi, mengatakan, hasil sementara pendataan di lapangan akibat gempa tersebut satu desa mengalami kerusakan cukup parah yakni Desa Lolo Gedang, Kecematan Gunung Raya, desa tersebut bersebelahan dengan Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, yang hanya dibatasi Bukit Barisan.
Bupati Kerinci Murasman beserta unsur Muspida lainnya juga langsung mengunjungi desa dan warga yang terkena musibah gempa itu untuk memberikan bantuan dan semangat.
Sementara itu, Polda Jambi telah mengirimkan 158 personel polisi ke Kabupaten Kerinci guna membantu korban akibat gempa.
Kapolda Jambi Brigjen Pol Budi Gunawan melalui Kabid Humas AKBP Syamsudin Lubis SH, Kamis, mengatakan, ke-158 personil tersebut terdiri atas 93 orang anggota Brimob, 46 orang Samapta, dokter kesehatan tujuh orang, intelejen (5), provost (3) dan humas dua orang.
Sedangkan peralatan yang dibawa anggota Polda Jambi ke lokasi gempa tersebut berupa tenda pasukan, genset, gergaji mesin, tempat tidur lipat dan dapur lapangan serta perlengkapan lainnya.
Personil Polda Jambi tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Jambi Kombes Pol R Haris Sumanan diperkirakan Jumat dini tiba di lokasi.
Para personil polisi tersebut akan ditempatkan di lokasi tempat korban gempa yang ada di beberapa kecamatan di Kabupaten Kerinci, di sana mereka akan melakukan dan membantu evakuasi korban gempa setempat.
Keberadaan personil tersebut diharapkan bisa membantu evakuasi tim setempat dan bisa membantu pembangunan sementara posko korban gempa di sana, kata Syamsudin Lubis.
Polda Jambi juga siap menurunkan dan menambah lagi personelnya yang akan diambil dari beberapa Polres terdekat untuk membantu pelaksanaan evakuasi korban gempa di Kerinci.
Bupati Kerinci, Murasman juga sudah meminta kepada pihak Rumah Sakit Mayjen M Taib untuk segera siaga dan telah membuka tenda di halaman rumah sakit untuk menanggulangi korban gempa.
Pemerintah Kabupaten Kerinci kini juga telah menurunkan tim Satuan Tugas Bencana Alam terdiri atas 50 tenaga sukarela, baik medis dan lainnya serta dibantu kepolisian setempat untuk menuju ke lokasi.
Akibat gempa tersebut, listrik di wilayah Kecamatan Gunung Raya padam total, dan warga terpaksa menggunakan penerang seadanya.
"Warga banyak yang memiliki lampu petromak, lampu itu digunakan sebagai penerang karena listrik padam," Kabag Humas Pemkab Kerinci.
Selain menggunakan penerang seadanya, warga enggan tidur di dalam rumahnya masing-masing dan lebih suka tinggal di tenda-tenda pengungsian karena trauma.
"Saya tidak berani tidur di rumah, lebih baik di tenda saja untuk berjaga-jaga kalau-kalau terjadinya gempa susulan," kata Kumaidi, salah seorang warga Gunung Raya.
Selain berlindung di tenda-tenda pengungsian, warga di 16 desa di Kecamatan Gunung Raya ini mendirikan sendiri tenda-tenda di pinggiran jalan yang jauh dari bangunan rumahnya.
Untuk meringankan beban para korban, Pemprov Jambi mulai mengirim bantuan ke Kabupaten Kerinci dan Merangin yang menderita akibat gempa, santunan dikirim menggunakan tiga truk, masing-masing dua untuk Kabupaten Kerinci dan satu untuk Kabupaten Merangin, kata Sekda Provinsi Jambi AM Firdaus.
Sejumlah rumah dan sarana umum di Kabupaten Merangin yang merupakan tetangga Kerinci juga mengalami kerusakan akibat gempa Kerinci.
Jenis bantuan yang diberikan untuk Kabupaten Kerinci berupa 200 dus mie instan, 100 dus sarden dan pakaian sekolah, kain sarung, selimut, dan jenis pakaian lainnya, teko, panci, piring dan alat-alat rumah tangga lainnya.
Alat evakuasi yang diberikan berupa tenda pleton empat unit, tenda biru 150 lembar, foot where 100 buah, tikar 100 buah, genset satu unit dan velbet 20 buah.
Sementara itu bantuan untuk Kabupaten Merangin terdiri dari mie instan 75 dus dan sarden 75 dus. Bantuan berupa sandang di antaranya kain sarung 100 setel, kain panjang 100 setel, selimut 100 lembar dan pakaian serta alat dapur dan alat-alat yang dibutuhkan lainnya.
Bantuan ini sudah diberangkatkan pada Kamis sekitar pukul 17.00 WIB. Bersamaan dengan itu juga diberangkatkan sebanyak 10 orang relawan dari Tagana Provinsi Jambi.
Sedangkan untuk bantuan tenaga medis telah diberangkatkan terlebih dahulu sebanyak empat orang.
Sekda mengatakan, awalnya fokus utama penyerahan bantuan ini akan diberikan kepada korban gempa di Padang dan Pariaman Sumatra Barat.
Namun dikarenakan Jambi juga mengalami gempa yaitu di Kabupaten Kerinci dan Merangin maka bantuan ini diprioritaskan terlebih dahulu untuk dua kabupaten itu.
Sebagai bentuk solidaritas atas penderitaan warga Kerinci yang menjadi korban gempa, beberapa organisasi mahasiswa dan partai politik menggalang dana bantuan dari masyarakat di berbagai persimpangan maupun jalan-jalan utama yang ada di Kota Jambi.
Pelaksana Tugas Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (BEM IAIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Ramadhani Agus yang memimpin rekan-rekannya menggalang dana mengatakan, gempa bumi yang terjadi dan menimpa saudara-saudara di Padang, Kerinci serta Merangin membuat dirinya dan kawan-kawan terketuk untuk mengumpulkan dana dari masyarakat.
DPW PKS juga sedang melakukan penggalangan dana dari para kader dan simpatisan untuk dikirimkan ke korban gempa Sumbar dan Kerinci.
Dalam keterangan terpisah Kepala BMKG Jambi, Remus L Tobing mengatakan, gempa yang terjadi di Jambi berkekuatan 7,0 SR berlokasi di 2.44 LS dan 101,59 BT dan 46 Km tenggara Sungaipenuh, Kerinci di ke dalamam 10 Km.
Gempa di Kerinci itu bukan gempa susulan dari gempa di Pariaman, Sumatera Barat pada Rabu (30/1) pukul 17.16 WIB berkekuatan 7,6 SR, berlokasi di 57 km barat daya dengan kedalamam 71 Km.
"Gempa yang terjadi di Kerinci itu terpisah dari gempa di Pariaman, Sumatra Barat, atau bukan gempa susulan yang telah memporak-porandakan bangunan di Kota Padang dan Pariaman," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009