Maruti Suzuki India yang dikuasai Jepang, Hyundai Motor Korea Selatan dan Mahindra and Mahindra India mengumumkan penjualan mobil dan kendaraan sport meningkat pada bulan lalu, yang menunjukkan kegairahan kembali di perekonomian India.
"Kami tidak dapat memenuhi semua permintaan kendaraan ke konsumen secara penuh." kata Kepala Manajer Pemasaran Maruti Suzuki India, Shashank Srivastava.
Maruti berhasil menjual dua dari setiap tiga kendaraan yang terjual di India.
Penjualannya meningkat 17,3 persen dari tahun lalu menjadi 83.306 kendaraan di September, kata perusahaan dalam statemennya, yang didongkrak dari permintaan domestik dan asing yang meningkat.
Penjualan domestik Maruti naik 11 persen menjadi 71.594 kendaraan dan ekspornya melonjak 85 persen menjadi 11.712 kendaraan.
Penjualan kendaraan berpenumpang naik 11,7 persen menjadi 71.368 unit.
Pembelian kendaraan baru meningkat selama festival keagamaan di India yang telah mulai akhir September dan akan berakhir pada Desember.
Banyak warga India menghormati masa festival itu sebagai waktu berharga untuk melakukan pembelian besar-besaran.
Sementara itu Hyundai Motor India mengumumkan penjualan bulanannya mencapai rekor sebanyak 53.804 kendaraan pada September, kenaikan 16 persen dari tahun sebelumnya.
Hyundai mencatat kenaikan tertinggi dalam 11 tahun operasinya, kata Wakil Senior Presiden Hyundai Arvind Saxena.
Mahindra yang merupakan produsen kendaraan terbesar India melaporkan kenaikan 11 persen dalam penjualannya di September sehingga mencapai rekor 28.134 unit.
Penjualan domestik Mahindra naik 12 persen menjadi 27.431 di September, yang merupakan penjualan bulanan tertinggi yang pernah dilakukannya, namun ekspornya turun 26 persen menjadi 703 unit.
Juga penjualan domestik Mahindra untuk jenis sedan Logan yang dibuat bersama produsen Prancis Renault, anjlok 71 persen menjadi 510 kendaraan.
Para analis mengatakan India tetap negara yang menjanjikan bagi para perusahaan kendaraan dunia karena memiliki penduduk hampir 1,2 miliar orang yang penetrasi pasar kendaraannya masih kurang.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009