Karimun, Kepri (ANTARA News) - Ratusan korban gempa di Desa Marunggi, Kecamatan Pariaman Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) terancam kelaparan pascagempa berkekuatan 7,6 skala Richter melanda daerah itu Rabu (30/9) sore.

Informasi itu diperoleh dari Riyaldi, warga desa Marunggi yang dihubungi Antara via telefon genggam Kamis malam.

Dia menggambarkan aktivitas warga pascagempa terhenti total dan diwarnai kepanikan akan terjadinya gempa susulan.

"Untuk hari ini mereka masih punya stok makanan, tetapi diperkirakan kelaparan akan mengancam jika bantuan belum juga tiba hingga Jumat pekan ini, terutama anak-anak yang masih lemah dan mudah sakit akibat kehilangan tempat berteduh," kata dia.

Menurut dia, gempa dahsyat tersebut telah menghancurkan rumah-rumah penduduk termasuk masjid raya desa itu.

"Mereka terpaksa berteduh pada reruntuhan yang rawan jika terjadi gempa susulan," kata dia seraya menambahkan gempa susulan sempat terjadi pada Kamis pagi meski tidak sehebat gempa sebelumnya.

Selain itu, suasana semakin mencekam akibat terputusnya aliran listrik dan hujan lebat yang terus mengguyur sejak Rabu malam hingga Kamis sore.

Desa Marunggi merupakan desa yang berjarak sekitar sepuluh kilometer dari pantai Pariaman. Meski aktivitas warga lumpuh total, akses transportasi menuju desa tersebut masih bisa dilewati baik dari Kota Pariaman maupun Padang.

"Pengamatan saya, daerah pedesaan paling parah diguncang gempa, sementara di pasar Pariaman kondisi rumah masih banyak yang ditempati meski retak-retak. Toko kami di Pariaman hanya rusak ringan, tetapi aktivitas pasar terhenti total," katanya.

Dia berharap bantuan tenda dan makanan segera disalurkan bagi warga Desa Marunggi dan sekitarnya, mulai dari Pasar Kurai Taji, Kampung Apar, Palak Aneh, Kampung Sikumbang hingga Tebing Runtuh.

"Sekitar 80 persen lebih warga di sana kehilangan tempat tinggal dan terancam kelaparan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009