Padang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia membuka pintu untuk bantuan kemanusiaan internasional bagi penanganan dampak gempa di Sumatra Barat.
Juru Bicara Presiden Andi Mallarangeng di guest house Semen Padang tempat Presiden dan rombongan menginap Kamis malam mengatakan beberapa negara sahabat di antaranya Jerman, Singapura, dan Australia sudah menawarkan bantuan.
Bahkan, kanselir Jerman Angela Merkel secara khusus berkomunikasi langsung melalui telepon dengan Presiden Yudhoyono untuk menawarkan bantuan itu.
"Presiden mengatakan kami Pemerintah Indonesia `welcome` atas bantuan kemanusiaan internasional untuk penanganan bencana ini," kata Andi.
Menurut dia, bantuan dari Jerman itu telah disepakati untuk dibicarakan antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Deplu dan Kedubes Jerman di Jakarta.
"Saat gempa di Jawa Barat kemarin memang kita mampu mengatasinya dengan kekuatan sendiri, tetapi kali ini pintu untuk bantuan internasional kita buka," kata Andi.
Dijelaskannya, bantuan internasional itu akan dikelola seperti ketika penanganan gempa di Aceh dan Yogyakarta.
"Karena itu pejabat di Deplu segera berangkat ke Padang, dan imigrasi juga masuk Padang. Panglima TNI sudah menunjuk pejabat, asisten operasional juga dimajukan ke Padang untuk menangani jika ada bantuan kemanusiaan internasional," katanya.
Andi mengatakan negara sahabat yang ingin memberikan bantuan kemanusiaan bisa langsung datang ke Padang, namun pengaturannya tetap melalui BNPB.
Ditambahkan Andi, bantuan internasional yang diharapkan Presiden adalah bantuan alat-alat kesehatan namun bentuk dan jumlah yang diharapkan harus dibicarakan di tingkat teknis.
Presiden Jumat besok direncanakan akan meninjau sejumlah rumah sakit di Kota Padang dan akan menuju kota Pariaman yang dikabarkan juga menjadi kota terparah akibat gempa Rabu kemarin.
Korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada Skala Richter pada Rabu sore yang melanda wilayah Sumatra Barat sampai Kamis sore ini tercatat sebanyak 478 orang.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009