Minyak Brent naik 80 sen atau hampir dua persen menjadi 41,51 dolar AS per barel
New York (ANTARA) - Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Kamis (Jumat WIB) ketika panel OPEC dan sekutunya bertemu untuk meninjau catatan pengurangan pasokan minyak, sekalipun pasar tetap khawatir tentang kasus virus corona tambahan yang dilaporkan di beberapa negara bagian Amerika Serikat dan China.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 80 sen atau hampir dua persen menjadi ditutup pada 41,51 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 88 sen atau 2,3 persen menjadi menetap di 38,84 dolar AS per barel.
"Anda akan melihat lebih banyak kepatuhan OPEC," kata Phil Flynn, analis minyak senior di Price Futures Group di Chicago, dikutip dari Reuters. "Saya pikir kita (harga minyak) akan jauh lebih tinggi jika bukan karena ketakutan akan virus corona ini."
Baca juga: Harga minyak turun tertekan kasus baru COVID-19 dan kenaikan stok AS
Panel OPEC+ menekan negara-negara seperti Irak dan Kazakhstan pada Kamis (18/6/2020) untuk mematuhi pemotongan minyak yang lebih baik dan membiarkan pintu terbuka untuk memperpanjang atau mengurangi rekor pembatasan produksi mulai Agustus.
Panel, yang dikenal sebagai Komite Pengawasan Bersama Gabungan (JMMC), menyarankan OPEC+ dan akan bertemu lagi pada 15 Juli, ketika akan merekomendasikan tingkat pemotongan berikutnya, yang dirancang untuk mendukung harga minyak yang dihantam pandemi virus corona.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah memangkas produksi sejak Mei dengan rekor 9,7 juta barel per hari (bph) - atau 10 persen dari pasokan global - setelah permintaan minyak anjlok hingga sepertiga.
Baca juga: Harga minyak naik lagi, Brent sentuh 40 dolar AS/barel
Diskusi pada Kamis (18/6/2020) tidak mungkin untuk merekomendasikan perpanjangan pemotongan rekor menjadi Agustus, kata sumber. Kepatuhan OPEC+ dengan komitmen pengurangan produksi pada Mei adalah 87 persen, dua sumber OPEC mengatakan pada Rabu (17/6/2020).
Kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar meningkat setelah lonjakan kasus virus corona menyebabkan Beijing membatalkan penerbangan dan menutup sekolah sementara beberapa negara bagian AS, termasuk Texas, Florida dan California, melaporkan peningkatan tajam dalam kasus baru.
Kenaikan mingguan kedua berturut-turut dalam stok minyak mentah AS ke rekor tertinggi juga membebani sentimen, tetapi data pemerintah AS menunjukkan persediaan bensin dan sulingan lebih rendah, menunjukkan permintaan yang lebih tinggi.
OPEC memperingatkan dalam laporan bulanannya bahwa pasar akan tetap surplus di paruh kedua bahkan ketika permintaan meningkat, mengatakan sekarang memperkirakan pasokan dari luar grup menjadi sekitar 300.000 barel per hari lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Baca juga: Emas turun karena klaim pengangguran jatuh, China klaim wabah teratasi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020