Bengkulu (ANTARA News) - Gempa 7,6 Skala Richter (SR) yang mengguncang Sumbar pada Rabu pukul 17:16 WIB sebenarnya berpotensi untuk terjadinya tsunami, tetapi tidak tsunami karena struktur batuannya rapuh.

"Sehingga setelah gempa batuan yang menggunung sepanjang ratusan km di bawah laut Sumbar roboh. Begitu roboh masuk ke lobang rekahan gempa, dan air tak dapat masuk," kata Fahmiza, Koordinator Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Kamis.

Dia mengatakan, syarat untuk terjadinya tsunami itu kekuatan gempa mencapai sekitar 6,5 SR berada 60 km di bawah laut. Tetapi gempa Sumbar lebih besar dari itu, 7,6 SR tidak tsunami, sedangkan Aceh lebih rendah tsunami.

Karena, katanya, di Aceh konstruksi batuannya tidak rapuh (kokoh) dan batuan memanjang di bawah laut Aceh itu tidak roboh. Air laut masuk ke dalam rekahan bumi bawah laut Aceh akibat pergeseran lempeng tektonik dan terjadilah tsunami.

"Lobang (rekahan) baru di laut menyedot air laut dalam jumlah besar dari dua arah bertabrakan. Dan tabrakan berbalik itulah tsunami," katanya.

Ciri-cirinya, air surut tiba-tiba bila kembali semula ketinggian satu meter bisa menjadi dua meter atau kalau ketinggian air tabrakan mencapai dua meter maka kembalinya bisa menjadi empat meter dan begitulah seterusnya.

Jangka waktu tsunami sejak terjadinya gempa hanya sekitar 15 sampai 20 menit. Sebab itu kalau ada isu tsunami padahal gempa sudah berlangsung lebih dari satu jam maka perlu berhati-hati.

"Berarti informasi itu datang dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan maksud-maksud jahat. Tujuannya agar masyarakat panik dan lupa mengecek pintu rumah, sehingga ketika rumah sudah ditinggalkan, mereka masuk melakukan pencurian," katanya.

Pada waktu menjelang perpisahan milenium dua ke milenium tiga, tepatnya 4 Juni tahun 2000 terjadi gempa dahsyat berkekuatan 7,3 SR. Waktu itu Korban jiwa meninggal sebanyak 94 orang dan korban luka-luka ribuan orang.

Kemudian gempa terdahsyat juga terjadi pada 12 September 2007 dengan kekuatan 7,9 SR, mengakibatkan 15 orang meninggal dunia, 12 orang luka berat dan 38 orang luka ringan.

"Tetapi kedua gempa besar di Bengkulu itu tidak mendatangkan tsunami, karena struktur batuan bawah laut Bengkulu rapuh seperti halnya di bawah laut Sumbar," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009