Batam (ANTARA) - Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang dilakukan tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selama sepekan menghasilkan hujan 32,1 juta meter kubik sehingga volume Waduk Duriangkang dan Waduk Sei Ladi di Kota Batam Kepulauan Riau meningkat.
Pelaksana Harian Kepala BBTMC, Jon Arifian mengatakan berdasarkan hasil analisis data curah hujan Tropical Rainfall Measuring Mission (TRRM) yang dihitung oleh Tim Posko TMC selama tujuh hari operasi berlangsung, total volume air hujan yang jatuh di dalam wilayah tangkapan Waduk Duriangkang capai 32,1 juta meter kubik.
"Posko TMC pantau Waduk Duriangkang dan Waduk Sei Ladi telah mengalami kenaikan elevasi TMA, masing-masing setinggi 8 cm dan 3 cm," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis.
Baca juga: BBTMC-BPPT terapkan modifikasi cuaca di Batam atasi krisis air
Sesuai kontrak, pelaksanaan TMC di Pulau Batam direncanakan berlangsung selama 30 hari.
Ia berharap, di sisa waktu ke depan, masih terdapat potensi cuaca yang dapat dioptimalkan untuk menambah ketersediaan air waduk-waduk lainnya di Pulau Batam.
Koordinator TMC-BPPT Posko Batam Budi Harsoyo mengatakan operasi TMC di Batam ini merupakan operasi tersulit.
"'Catchment' area Waduk Duriangkang yang menjadi target utama operasi TMC di Pulau Batam hanya seluas 75,18 km2, sempit sekali," kata dia.
Karenanya, tim harus memanfaatkan 'window of opportunity' yang singkat.
"Terlambat 10 menit saja kami sampai ke awan target yang akan disemai, hasil hujannya bisa jatuh di luar 'catchment' dan tidak memberikan hasil apa-apa bagi inflow di waduk target," kata dia.
Baca juga: Jasa Tirta II tegaskan kapasitas Waduk Jatiluhur masih aman
Karenanya, tim dituntut lebih siap dan sigap.
Dalam kesempatan itu, Tim BPPT juga menemukan permasalahan eceng gondok di badan air waduk.
Deputi TPSA BPPT, Yudi Anantasena menyampaikan, BPPT juga siap bekerjasama dengan BP Batam untuk mengatasi masalah eceng gondok di waduk dengan teknologi remediasi.
Teknologi remediasi atau bioremediasi yaitu memanfaatkan mikroba (jamur atau bakteri) untuk mengurangi polutan atau membersihkan kontaminasi lingkungan.
Sementara itu, Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan ketersediaan air baku menjadi hal krusial yang perlu dikelola dengan baik agar mampu memenuhi kebutuhan air bagi sektor domestik maupun untuk keperluan sektor industri di Batam.
Ia berharap hasil TMC di Batam positif, dan nantinya dapat menjadi bagian integral dalam pengelolaan air waduk di Pulau Batam.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi yang menyatakan waduk merupakan sumber utama air baku di Pulau Batam.
"Oleh karena itu, kami sangat berharap agar BPPT dapat membantu kami dalam menambah ketersediaan air di sejumlah waduk yang ada di Pulau Batam," kata dia.
Jika hasil TMC kali ini memberikan tambahan air yang cukup signifikan di sejumlah waduk untuk disimpan, maka Batam tidak akan mengalami krisis air baku saat musim kemarau tiba.
"Tentu ini akan sangat luar biasa," kata dia.
Baca juga: BPPT: Operasi TMC periode pertama di Riau, hujan hampir tiap hari
Baca juga: BPPT akan buat hujan buatan di Sumatera-Kalimantan cegah Karhutla
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020