Bupati Kerinci Murasman ketika dihubungi, Kamis mengatakan, hasil pendataan dan peninjauan di lapangan sedikitnya 500 rumah warga di 16 desa mengalami rusak berat dan sedang.
"Selain merusak ratusan rumah, gempa juga merusak 20 sekolah dan tiga tempat ibadah di dua kecamatan itu," katanya.
Sekolah yang mengalami kerusakan yakni 15 unit sekolah dasar (SD) tiga sekolah menengah pertama (SMP) dan dua sekolah menegah atas (SMA), sementara tempat ibadah yakni tiga mesjid juga mengalami kerusakan akibat gempa itu.
Kerusakan terparah akibat gempa tersebut melanda 16 desa di dua kecamatan, sementara desa dan kecamatan lainnya yakni hanya satu rumah ambruk di Desa Mukai Mudik, Kecamatan Gunung Kerinci.
Sementara itu, korban akibat gempa itu 12 orang warga mengalami patah tulang di berbagai bagian tubuhnya akibat tertimpa bangunan dan puluhan orang luka ringan.
Korban gempa itu dirawat di rumah sakit umum setempat, sementara warga lainnya masih bermukim atau berlindung di tenda pemukiman menghindari gempa susulan.
Pemerintah Kabupaten Kerinci juga telah menyalurkan bahan makanan dan pakaian serta obat-obatan untuk membantu warga yang rumahnya rusak terkena gempa.
Pemerintah Kabupaten Kerinci juga minta Pemerintah Provinsi Jambi secepatnya mengirimkan bantuan, terutama tenda berukuran besar untuk menampung warga yang mengungsi dan dapur umum serta tenda kesehatan.
"Kami sangat membutuhkan tenda berukuran besar untuk menangani korban gempa, selain makanan dan pakian," kata Murasman dan menambahkan, cuaca kini juga sedang musim hujan.
Kepala BMKG Jambi Remus L Tobing mengatakan, gempa yang terjadi di Jambi berkekuatan 7,0 SR lokasi 2.44 LS dan 101,59 BT dan 46 Km tenggara Kota Sungaipenuh dengan kedalamam 10 Km.
Gempa yang terjadi di Kerinci itu bukan gempa susulan yang terjadi di Pariaman, Sumatra Barat pada Rabu (30/9) pada pukul 17:16 WIB berkekuatan 7,6 SR, 57 Km Barat Daya dengan kedalamam 71 Km. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009