Timika (ANTARA News) - Aparat kepolisian dari Polsek Mimika Baru dan Polres Mimika, Papua hingga saat ini masih berjaga-jaga di sekitar ruas Jalan C Heatubun, Kelurahan Kwamki Baru Timika menyusul terjadinya saling serang antar kelompok warga suku Amungme dan Key sejak Kamis dini hari.
Pantauan ANTARA, warga kedua kelompok yang berjumlah puluhan orang terlihat masih berkumpul di lokasi masing-masing yang dipisahkan Jalan C Heatubun.
Sementara sejumlah aparat kepolisian yang dipimpin Kapolsek Mimika Baru AKP Langgia dan Kasat Intel Polres Mimika AKP Mada terlihat sibuk menenangkan warga yang terlibat pertikaian.
Pertikaian antar kedua kelompok warga yang berlangsung sejak Kamis dini hari mengakibatkan dua orang warga terluka parah, dua bangunan terbakar dan sejumlah rumah warga rusak karena dilempar massa.
Sejumlah rumah warga suku Key di belakang Wowor Kwamki Baru terlihat porak-poranda dan kaca-kacanya pecah berantakan karena dilempar sekelompok massa dari suku Amungme.
Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan pertikaian antar kedua kelompok warga itu dipicu oleh kasus pemukulan terhadap Roy dan Marianus Yanem, keduanya pemuda warga suku Amungme.
Roy mengalami luka robek pada pelipis kiri, sedangkan Marianus mengalami luka robek pada wajahnya dan telah dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika untuk mendapat perawatan.
Keduanya dipukul oleh sejumlah pemuda warga suku Key yakni Mos, Okto, Ulis dan Vicky sekitar pukul 02.30 WIT saat korban pulang membeli minuman pada salah satu toko miras di Timika.
Mendengar ada warganya dianiaya, sejumlah warga Amungme yang sedang menggelar pesta di salah satu rumah warga di Kwamki Baru lalu menyerang rumah-rumah warga Key dengan lemparan batu.
Tidak itu saja, massa juga membakar dua bangunan yaitu kios dan pangkalan ojek di belakang Wowor Kwamki Baru.
Aksi saling lempar antar kedua warga baru berhenti setelah polisi tiba di lokasi kejadian.
Hingga kini polisi belum menangkap para pelaku pemukulan dan pembakaran rumah warga karena masih mengamankan situasi di lokasi kejadian.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009