Ekonomi kembali berangsur membaik kuartal ketiga dan keempat sejalan rencana pemerintah untuk produktif tapi tetap aman
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2020 berada pada kisaran 0,9 hingga 1,9 persen karena pemberlakuan normal baru sehingga pemulihan ekonomi yang diperkirakan terjadi pada kuartal ketiga tahun ini.
“Ekonomi kembali berangsur membaik kuartal ketiga dan keempat sejalan rencana pemerintah untuk produktif tapi tetap aman,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo usai mengumumkan penurunan suku bunga acuan di Jakarta, Kamis.
Menurut Perry Warjiyo, proyeksi itu mencermati pertumbuhan ekonomi triwulan pertama tahun ini yang mencapai 2,97 persen dan diperkirakan akan menurun cukup dalam pada triwulan 2020.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal untuk penanganan COVID-19 termasuk pemulihan ekonomi dengan memperlebar defisit fiskal menjadi 6,34 persen.
Begitu juga BI mengeluarkan kelonggaran moneter untuk membantu pemulihan ekonomi.
Baca juga: BI turunkan suku bunga acuan jadi 4,25 persen
Baca juga: Gubernur BI: Penurunan bunga acuan bakal tekan bunga kredit
Meski demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mencermati proses pemulihan akan tergantung dengan penerapan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran COVID-19 ketika sejumlah sektor usaha dibuka bertahap agar tetap produktif tapi aman.
Selain itu, percepatan penyerapan stimulus fiskal oleh masyarakat yang dilakukan pemerintah salah satunya bantuan sosial untuk menjadi bantalan bagi masyarakat khususnya miskin dan rentan miskin.
Insentif kepada dunia usaha juga diharapkan mendorong pemulihan ekonomi dan selanjutnya berdampak kepada sektor riil.
“Ada stimulus fiskal, moneter, stimulus keuangan untuk restrukturisasi kredit dikeluarkan OJK untuk dunia usaha akan mendukung kecepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Perry Warjiyo.
Kondisi ini juga didukung dengan kinerja ekspor yang mulai menunjukkan pertumbuhan cukup baik di antaranya untuk kelompok minyak sawit dan besi baja.
Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diharapkan mendorong kinerja sektor manufaktur dan mendorong ekspor sehingga Indonesia bisa terhindari dari resesi.
Dengan stimulus dan upaya pemulihan itu diperkirakan juga mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang diproyeksikan tumbuh lebih tinggi kisaran 5-6 persen.Baca juga: Sri Mulyani prediksi kuartal II ekonomi RI minus 3,1 persen
Baca juga: Peneliti ingatkan pemberian stimulus harus ada analisa risiko
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020